Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India akan melakukan perubahan signifikan terhadap pajak atas keuntungan dari investasi saham dan derivatif saham. Ini adalah langkah pertama kalinya dalam beberapa dekade, sebagai upaya untuk mengekang lonjakan perdagangan spekulatif dengan nilai US$ 5 triliun.
Pemerintah menaikkan pungutan atas saham-saham yang dimiliki kurang dari 12 bulan menjadi 20%, kenaikan ini pertama kali sejak tahun 2008. Sementara saham yang dimiliki lebih dari satu tahun akan dinaikkan menjadi 12,5% dari 10%. Pajak transaksi sekuritas atas opsi saham juga dinaikkan menjadi 0,1% sementra kontrak berjangka dikenakan 0,02%. Kebijakan ini akan efektif mulai bulan Oktober.
Untuk meredam dampaknya pada investor kecil, batas pembebasan capital gain yang memenuhi syarat pembebasan pajak dinaikkan menjadi 125.000 rupee dari sebelumnya 100.000 rupee.
Baca Juga: India Bakal Pangkas Bea Masuk Ponsel Pintar Termasuk Apple dan Samsung
Lonjakan volume derivatif saham India mencapai angka tertinggi di dunia. Kondisi ini memicu kekhawatiran bisa menghambat anggaran rumah tangga tidak untuk keperluan produktif tapi hanya investasi spekulatif.
Naluri perjudian
"Sebagai investor saham, tak bisa senang dengan naiknya pajak atas keuntungan jangka panjang dan pendek," ujar Arun Chulani, pendiri First Water Capital dikutip Bloomberg. Sebab kata dia, India dalam periode emas dan bersaing mendapatkan modal asing dari negara berkembang lainnya.
Pejabat pemerintah India telah berulang kali memberikan peringatan dalam beberapa bulan terakhir atas partisipasi ritel yang signifikan dalam perdagangan derivatif. Dimana Survei Ekonomi Kementerian Keuangan pada Senin (22/7) memperingatkan, masuknya investor ini kemungkinan besar didorong oleh naluri perjudian manusia.
Awal tahun ini, regulator pasar turun tangan untuk meredam pasar IPO, dan baru-baru ini meminta pialang saham untuk menerapkan mekanisme pencegahan dan mendeteksi penipuan.
Saham di India memang menjadi penerima manfaat dari pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, aliran dana lokal dan pertumbuhan laba perusahaan cukup kuat. Pemerintah juga mempertahankan fokusnya pada belanja infrastruktur serta komitmennya terhadap konservatisme fiskal.
"Perubahan pajak tidak berdampak signifikan terhadap sentimen pasar," kata Vikas Khemani, Pendiri dan Kepala Investasi Carnelian Asset Management & Advisors. Dia menyebut, akan tetap percaya diri dalam berinvestasi di India. Tapi momentum perdagangan derivatif ekuitas mulai mereda.
Baca Juga: Prospek Pasar Obligasi Semester II Cerah