Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Bank sentral India (RBI) memangkas suku bunga utamanya untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun. Keputusan ini diambil untuk mendorong ekonomi India yang tengah lesu dan tingkat inflasi yang sudah mendekati target yang ditetapkan sebesar 4%.
RBI memangkas suku bunga repo sebesar 25 basis poin (bps) ke level 6,25%. Gubernur RBI, Sanjay Malhotra mengatakan Komite kebijakan moneter RBI melihat pertumbuhan ekonomi akan pulih tetapi masih jauh lebih rendah dari 8,2% yang dicapai pada 2023.
“Selain itu, dinamika inflasi telah membuka ruang untuk pelonggaran suku bunga,” kata Malhotra dilansir Reuters, Jumat (7/2).
Malhotra menambahkan bahwa perbaikan kondisi ketenagakerjaan, pemotongan pajak yang baru diumumkan, inflasi yang moderat, serta hasil pertanian yang baik setelah musim hujan yang kuat akan membantu pertumbuhan ekonomi India.
Baca Juga: Potensi Peringkat India Dikerek Makin Kecil
Anggota komite kebijakan moneter RBI tetap mengambil sikap netral meskipun ekonomi India masih dihadapkan dengan ketidakpastian yang cukup besar.
"Kebijakan yang kurang ketat ini hanya berlaku untuk pertemuan MPC kali ini, dan bukan untuk ke depan," tambahnya.
Murthy Nagarajan, kepala pendapatan tetap di Tata Asset Management menilai komentar gubernur RBI tersebut menunjukkan bahwa pemotongan suku bunga pada pertemuan kebijakan April belum pasti dan akan bergantung pada situasi ekonomi saat itu.
Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun India naik enam basis poin menjadi 6,71% setelah pengumuman tersebut, karena pemangkasan suku bunga sudah diperhitungkan di pasar, dan bank sentral tidak mengambil langkah tambahan untuk meredakan ketatnya likuiditas, yang menurut para bankir akan menunda penerusan pemangkasan suku bunga.
Baca Juga: Rupee Terpuruk! Akibat Gempuran Tarif Trump yang Mengguncang Mata Uang Asia
Pemerintah India memperkirakan pertumbuhan tahunan sebesar 6,4% pada tahun fiskal 2025 yang berakhir Maret. Ini akan menjadi laju ekspansi paling lambat dalam empat tahun terakhir.
Pertumbuhan diperkirakan berada dalam kisaran 6,3%-6,8% pada tahun fiskal berikutnya.
Sedangkjan Bank sentral memperkirakan pertumbuhan 6,7% tahun fiskal 2026.