Reporter: Nur Qolbi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - AMERIKA SERIKAT. Industri mobil Amerika Serikat (AS) lesu. Hal tersebut ditandai dengan jatuhnya permintaan mobil sedan. Model-model sedan seperti Honda Accord dan Ford Fusion mencapai rekor terendahnya pada 2018, yakni 30% dari penjualan mobil AS. Padahal, enam tahun lalu, kontribusi jenis mobil ini mencapai setengah dari penjualan mobil di AS.
Menurut peneliti LMC Automotive, penjualan model passenger-car body di AS juga akan merosot ke angka 21,5% pada 2025. Penurunan itu diprediksi dapat membuat produsen mobil dengan kapasitas berlebih dapat menghasilkan 3 juta kendaraan lebih banyak dari keinginan pembeli.
Kelebihan kapasitas ini setara dengan sepuluh pabrik yang memiliki kelebihan produksi dan diprediksi berpengaruh ke 20.000 pekerjaan secara langsung. Jika menilik ke belakang, kelebihan kapasitas ini juga yang menjadi pemicu kerugian industri mobil AS pada resesi terakhir.
Oleh karena itu, General Motors Co berencana untuk memotong biaya dengan menutup lima pabriknya di Amerika Utara. Hal tersebut dinilai bisa membantu meningkatkan laba tahun ini sebanyak US$ 2,5 miliar.
Yang menjadi pengaruh lain dari resesi sedan ini adalah adanya peralihan minat ke mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV). Banyak pembeli beralih ke SUV karena menawarkan lebih banyak ruang dan irit bahan bakar.
Selain itu, resesi sedan juga dipengaruhi oleh minat pembeli terhadap mobil jenis pickup yang mulai naik. Walaupun kecil, penjualan pickup di AS tumbuh 2% pada 2018 menjadi 2,4 juta kendaraan. Chevrolet pun sedang meningkatkan produksi jenis pickup Silverado-nya.
Seperti dikutip dari Reuters, ada beberapa cara dalam menghadapi resesi sedan ini. Pertama, adalah dengan memasukkan sedan yang tidak terjual ke persewaan. Kedua, memasukkan sedan menjadi armada komersial. Ketiga, produsen perlu menjual mobil dengan laba yang rendah. Cara ketiga telah terbukti menjaga pengiriman mobil AS tetap di atas 17 juta selama empat tahun terakhir.