kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   -10.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.291   14,00   0,09%
  • IDX 7.140   43,32   0,61%
  • KOMPAS100 1.026   0,52   0,05%
  • LQ45 779   2,15   0,28%
  • ISSI 234   0,17   0,07%
  • IDX30 402   1,16   0,29%
  • IDXHIDIV20 463   0,95   0,21%
  • IDX80 115   0,26   0,23%
  • IDXV30 117   0,40   0,34%
  • IDXQ30 129   -0,04   -0,03%

Inflasi AS Naik pada Juni, Inflasi Inti Masih Terkendali


Selasa, 15 Juli 2025 / 23:00 WIB
Inflasi AS Naik pada Juni, Inflasi Inti Masih Terkendali
ILUSTRASI. Indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) naik paling tinggi dalam lima bulan pada Juni di tengah kenaikan biaya beberapa barang. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Indeks harga konsumen Amerika Serikat (AS) naik paling tinggi dalam lima bulan pada Juni di tengah kenaikan biaya beberapa barang. Hal ini menunjukkan bahwa tarif mulai berdampak pada inflasi dan berpotensi membuat Federal Reserve (The Fed) menunggu hingga September.

Mengutip Reuters, Selasa (15/7), meskipun Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja pada hari Selasa menunjukkan peningkatan, inflasi inti tetap moderat bulan lalu, dengan harga kendaraan bermotor baru dan bekas lebih rendah dibandingkan bulan Mei.

Layanan seperti tarif pesawat serta kamar hotel dan motel juga lebih murah di bulan Juni. Melemahnya permintaan karena konsumen yang lebih banyak berhemat membatasi kenaikan harga untuk layanan-layanan ini, sebuah tren yang jika berkelanjutan dapat meredakan kekhawatiran akan peningkatan tekanan inflasi secara luas.

"Meskipun rilis IHK hari ini menunjukkan beberapa tanda awal dampak tarif, secara keseluruhan inflasi inti tetap rendah," kata Kay Haigh, kepala global solusi pendapatan tetap dan likuiditas di Goldman Sachs Asset Management. 

Baca Juga: Pasar Mengantisipasi Rilis Inflasi AS, Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah Selasa(16/7)

"Namun, tekanan harga diperkirakan akan menguat selama musim panas dan laporan IHK bulan Juli dan Agustus akan menjadi kendala penting yang harus diatasi. Untuk saat ini, The Fed masih wait and see."

 Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja mencatat, IHK naik 0,3% pada Juni setelah naik tipis 0,1% di bulan Mei. 

Kenaikan tersebut merupakan yang terbesar sejak Januari, dan juga mencerminkan biaya sewa yang lebih tinggi. Harga bensin rebound 1,0% setelah empat penurunan bulanan berturut-turut.

Harga pangan naik 0,3%, menyamai kenaikan di bulan Mei. Harga di toko swalayan juga naik 0,3%, didorong oleh kenaikan 1,4% pada biaya minuman non-alkohol dan lonjakan 2,2% pada harga kopi. 

Harga buah dan sayur naik 0,9%, sementara harga daging sapi melonjak 2,0%. Namun, telur 7,4% lebih murah karena wabah flu burung mereda. Biaya makanan yang dikonsumsi di luar rumah naik 0,4%.

Secara tahunan, IHK Juni naik 2,7% setelah naik 2,4% di bulan Mei. 

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan IHK akan naik 0,3% dan naik 2,6% secara tahunan (year-on-year).

The Fed melacak berbagai ukuran inflasi untuk mencapai target 2%. Bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%-4,50% pada rapat kebijakan akhir bulan ini. 

Risalah rapat bank sentral pada 17-18 Juni, yang diterbitkan pekan lalu, menunjukkan hanya "beberapa" pejabat yang mengatakan mereka merasa suku bunga dapat turun segera setelah rapat 29-30 Juli.

Tarif yang Lebih Tinggi

Inflasi IHK berada di level rendah pada Februari hingga Mei, yang memicu tuntutan Presiden Donald Trump agar bank sentral AS menurunkan biaya pinjaman. 

Para ekonom mengatakan inflasi lambat merespons bea masuk impor besar-besaran yang diumumkan Trump pada April karena bisnis masih menjual stok yang terakumulasi sebelum tarif berlaku. 

Trump pekan lalu mengumumkan tarif yang lebih tinggi akan berlaku pada 1 Agustus untuk impor dari berbagai negara, termasuk Meksiko, Jepang, Kanada, dan Brasil, serta Uni Eropa, yang akan meningkatkan tarif efektif.

Baca Juga: Dolar AS Menguat Tipis Kamis (19/6) Pagi, Waspadai Inflasi & Konflik Timur Tengah

Para ekonom memperkirakan harga barang yang lebih tinggi akan bertahan sepanjang musim panas. Tanpa memperhitungkan komponen makanan dan energi yang volatil, IHK naik 0,2% pada bulan Juni setelah naik tipis 0,1% pada bulan sebelumnya. Dalam 12 bulan hingga Juni, inflasi inti IHK meningkat 2,9% setelah naik 2,8% selama tiga bulan berturut-turut.

Harga perabot dan perlengkapan rumah tangga melonjak 1,0% setelah naik 0,3% pada bulan Mei. Harga peralatan rumah tangga melonjak 1,9% sementara biaya pakaian jadi pulih 0,4%. Harga barang olahraga meningkat 1,4% sementara mainan melonjak 1,8%.

Namun, kenaikan tersebut sebagian diimbangi oleh penurunan harga mobil dan truk bekas sebesar 0,7%. Harga kendaraan bermotor baru turun 0,3% untuk bulan kedua berturut-turut. Harga makanan inti naik 0,2% setelah tidak berubah pada bulan Mei.

Sewa setara pemilik rumah utama naik 0,3%, tetapi biaya kamar hotel dan motel turun 3,6%. Tarif pesawat turun 0,1%. Biaya layanan di luar layanan energi naik 0,3% setelah naik 0,2% di bulan Mei.

Goldman Sachs memperkirakan inflasi inti bulanan IHK akan meningkat antara 0,3%-0,4% selama beberapa bulan ke depan, yang mencerminkan kenaikan harga barang elektronik konsumen, otomotif, dan pakaian jadi yang terkait tarif. Bank investasi ini memperkirakan dampak jangka pendek terhadap inflasi layanan inti akan terbatas.

Selanjutnya: Langsung Negosiasi dengan Prabowo, Trump Sebut Sudah Capai Kesepakatan Tarif Impor

Menarik Dibaca: 4 Zodiak Paling Open Minded, Tidak Takut Mencoba Hal Baru!




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×