Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Konsumsi masyarakat Amerika Serikat (AS) hanya tumbuh tipis pada April 2025.
Warga cenderung menahan belanja dan memperbesar tabungan di tengah ketidakpastian ekonomi akibat dinamika kebijakan tarif impor Presiden Donald Trump.
Data Departemen Perdagangan AS menunjukkan, belanja konsumen, penopang utama ekonomi Negeri Paman Sam naik 0,2% secara bulanan.
Baca Juga: Wall Street Tergelincir Jumat (30/5), Trump Tuding China Langgar Kesepakatan Tarif
Ini melambat dibanding pertumbuhan 0,7% pada Maret dan sesuai ekspektasi ekonom.
“Lonjakan tarif saat Hari Pembebasan (Liberation Day) pada awal Mei mengguncang kepercayaan konsumen. Banyak rumah tangga memilih menyimpan uang untuk kondisi darurat,” ujar Scott Anderson, Kepala Ekonom BMO Capital Markets, Jumat (30/5).
Kenaikan belanja terutama berasal dari jasa seperti perumahan, utilitas, layanan kesehatan, dan akomodasi.
Sementara pengeluaran untuk barang seperti kendaraan, pakaian, dan produk rekreasi justru menurun.
Tabungan Naik, Defisit Perdagangan Menyusut Tajam
Kecenderungan masyarakat menabung makin kuat. Tingkat tabungan melonjak ke 4,9% dari 4,3% pada Maret, tertinggi dalam setahun terakhir.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan barang AS menyempit drastis pada April. Impor anjlok 68,4 miliar dolar AS menjadi 276,1 miliar dolar AS.
Baca Juga: Trump: China Langgar Kesepakatan Tarif, AS Siap Bertindak Lebih Keras
Sementara ekspor naik 6,3 miliar dolar AS menjadi 188,5 miliar dolar AS. Alhasil, defisit menyusut 46% menjadi hanya 87,6 miliar dolar AS.
Penurunan ini sebagian besar dipicu berakhirnya aksi borong impor sebelum tarif diberlakukan penuh.
Tarif impor dari China telah dipangkas sementara dari 145% menjadi 30% hingga pertengahan Agustus, namun ketidakpastian masih menyelimuti kelanjutannya.
Inflasi Jinak, Tapi Ekspektasi Naik
Kabar baik datang dari sisi harga. Indeks harga PCE (Personal Consumption Expenditures), indikator inflasi pilihan The Fed, hanya naik 0,1% secara bulanan dan 2,1% secara tahunan di April, melandai dari 2,3% pada Maret.
Baca Juga: Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) Alami Koreksi di Juni, Investor Bisa Lirik Koin Ini
Inflasi inti (core PCE), yang tidak memasukkan harga pangan dan energi, juga naik 0,1% secara bulanan.
Secara tahunan, core PCE melambat menjadi 2,5% dari 2,7% pada Maret—kenaikan terkecil sejak Maret 2021.
Meski inflasi terkendali, ekspektasi jangka pendek masyarakat terhadap inflasi melonjak.
Risalah rapat The Fed 6-7 Mei mencatat beberapa pejabat khawatir lonjakan ekspektasi bisa mendorong pelaku usaha menaikkan harga dan memicu tekanan inflasi lanjutan.
Outlook Ekonomi Masih Goyah
Ekonomi AS mengalami kontraksi 0,2% pada kuartal I-2025 setelah tumbuh 2,4% di kuartal IV-2024.
Baca Juga: Arab Saudi Peringatkan Iran: Terima Tawaran Trump atau Hadapi Serangan Israel
Para ekonom memperkirakan pertumbuhan akan tetap lemah di kuartal II jika ketidakpastian dagang dan tarif masih berlanjut.
Sementara itu, bank sentral AS (The Fed) tetap mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%–4,50% sejak Desember 2024.
Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama baru akan terjadi pada September, bergantung pada arah inflasi dan stabilitas konsumsi ke depan.