Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan kritik keras terhadap China, menyebut Beijing telah "sepenuhnya melanggar" kesepakatan dagang yang dicapai di Jenewa terkait pelonggaran tarif dan pembatasan perdagangan mineral kritis.
“China, mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang, TELAH SEPENUHNYA MELANGGAR KESEPAKATANNYA DENGAN KITA. Begitu saja untuk jadi Mr. NICE GUY!” tulis Trump melalui platform Truth Social, Jumat (30/5).
Baca Juga: Arab Saudi Peringatkan Iran: Terima Tawaran Trump atau Hadapi Serangan Israel
Trump mengklaim bahwa pada pertengahan Mei ia telah membuat kesepakatan kilat dengan pejabat China untuk menghentikan sementara tarif tiga digit selama 90 hari.
Langkah ini, menurutnya, dilakukan demi mencegah krisis sosial dan penutupan pabrik besar-besaran di China akibat tarif AS yang mencapai 145%.
Namun, Trump tidak merinci pelanggaran spesifik apa yang dilakukan China atau langkah lanjutan yang akan diambil AS.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa China belum menerbitkan lisensi ekspor untuk mineral tanah jarang seperti yang dijanjikan.
Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer menegaskan bahwa China tidak mematuhi perjanjian Jenewa.
"Mereka memperlambat implementasinya, ini sangat tidak dapat diterima dan harus ditindak," ujar Greer kepada CNBC.
Baca Juga: Mantan Staf Sebut Tanpa Elon Musk di Pemerintahan Trump, DOGE Kemungkinan Gagal
Arus mineral kritis dari China yang sebelumnya terputus akibat pembalasan dagang masih belum kembali mengalir sesuai kesepakatan.
Pihak Kedutaan China di Washington belum memberikan komentar. Begitu pula Gedung Putih, Departemen Keuangan AS, dan Kantor Perwakilan Dagang AS.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada Fox News bahwa negosiasi perdagangan dengan China kini "sedikit tersendat" dan penyelesaian akhir kemungkinan memerlukan intervensi langsung antara Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Dua pekan setelah tercapainya gencatan sementara, kemajuan negosiasi dinilai lambat.
Baca Juga: Trump Mengecam China: Mereka Benar-Benar Melanggar Kesepakatan Tarif dengan AS!
Padahal kesepakatan 90 hari yang diumumkan sebelumnya sempat memicu reli di pasar saham global.
Namun, persoalan struktural seperti model ekonomi China yang didominasi negara masih belum tersentuh dan menjadi pekerjaan rumah dalam putaran pembicaraan berikutnya.