Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Tanpa kehadiran Elon Musk dalam pemerintahan Trump, proyek penghematan biaya Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) kemungkinan besar akan gagal, menurut pernyataan seorang mantan staf dalam wawancara setelah keluar dari tim tersebut.
CEO Tesla, Elon Musk, mengumumkan pada Rabu (28/5) malam bahwa ia mengakhiri masa tugasnya sebagai pegawai pemerintah khusus.
Meski demikian, ia menyatakan bahwa DOGE akan tetap berjalan meski tanpa keterlibatannya. Pemerintah juga menyampaikan kepada Reuters bahwa proyek DOGE akan terus dilanjutkan.
DOGE berperan dalam mengawasi pemutusan hubungan kerja di hampir seluruh lembaga federal sebagai bagian dari upaya Presiden Donald Trump merombak birokrasi pemerintahan.
Baca Juga: Gelombang Protes Anti-Tesla Meluas, Elon Musk dan Kebijakan DOGE Terus Dikecam
Namun, Sahil Lavingia, seorang insinyur perangkat lunak yang bekerja hampir dua bulan dalam tim pro-Musk, memperkirakan DOGE akan segera gagal.
“Proyek ini akan mati dengan sendirinya,” kata Lavingia kepada Reuters.
Ia, yang dipecat awal bulan ini, menambahkan, “Sebagian besar daya tariknya berasal dari Elon.”
Ia bahkan berharap para staf DOGE berhenti datang bekerja, menggambarkan proyek itu sebagai “seperti perusahaan rintisan yang akan bangkrut dalam empat bulan.”
DOGE semula dijanjikan mampu menghemat pengeluaran pemerintah federal hingga US$ 2 triliun. Namun sejauh ini, kelompok tersebut hanya mengklaim telah menghemat sekitar US$ 175 miliar, dan penghitungan tersebut disebut-sebut penuh dengan kekeliruan.
Gedung Putih memuji peran DOGE, namun tidak memberikan tanggapan langsung terhadap pernyataan Lavingia.
Baca Juga: Elon Musk Mundur dari DOGE Bulan Depan, Fokus Selamatkan Tesla Usai Laba Anjlok 71%
“DOGE merupakan bagian integral dari operasional pemerintahan federal, dan misinya, sebagaimana diatur dalam perintah eksekutif Presiden, akan terus dijalankan di bawah arahan para kepala lembaga dan departemen dalam pemerintahan Trump,” ujar juru bicara Gedung Putih, Harrison Fields.
Elon Musk tidak memberikan komentar saat dimintai tanggapan.
Lavingia, CEO dan pendiri platform kreator Gumroad berusia 32 tahun, mengatakan bahwa ia direkrut melalui koneksi pribadi dan mulai bekerja di DOGE sejak Maret.
Ia mengaku bangga atas beberapa pencapaiannya, termasuk memodernisasi chatbot berbasis kecerdasan buatan di Departemen Urusan Veteran. Namun, ia juga mengaku sering bingung mengenai peran dan tanggung jawabnya.
“Saya ditempatkan di VA (Departemen Urusan Veteran) hanya dengan sebuah laptop HP. Tidak ada arahan yang jelas. Apa yang harus saya kerjakan? Apa peta jalannya?” ujarnya. “Saya merasa seperti sedang dipermainkan.”
Juru bicara Departemen Urusan Veteran, Pete Kasperowicz, menyatakan bahwa VA berharap dapat terus bekerja sama dengan perwakilan DOGE untuk meningkatkan kinerja, pelayanan, dan kenyamanan bagi para veteran.
Baca Juga: Elon Musk Angkat Kaki dari Pemerintahan Donald Trump, Bagaimana Nasib DOGE?
Menurut Lavingia, Steve Davis, presiden perusahaan The Boring Company milik Musk, memimpin operasional harian DOGE, sementara Baris Akis, seorang kapitalis ventura kelahiran Turki, membantu perekrutan dan logistik.
Keduanya tidak menanggapi permintaan komentar yang disampaikan melalui Gedung Putih.
Lavingia menambahkan, instruksi kerja biasanya disampaikan secara singkat melalui panggilan telepon atau aplikasi pesan terenkripsi Signal, yang secara otomatis menghapus pesan dalam 24 jam.
Salah satu instruksi tersebut, katanya, adalah mempercepat proses PHK massal di Departemen Urusan Veteran, lembaga federal terbesar kedua di AS.
Satu-satunya kesempatan Lavingia bertemu Musk secara langsung adalah pada rapat staf DOGE pada Maret lalu, yang dihadiri sekitar 40 sampai 60 orang.
Dalam pertemuan itu, Lavingia sempat mengusulkan agar sebagian kode perangkat lunak mereka dibuka untuk publik, yang disetujui oleh Musk. Ia juga mengusulkan agar rapat DOGE disiarkan langsung demi meningkatkan transparansi.
“Elon mengatakan, ‘Itu ide bagus. Kita lakukan minggu depan.’ Tapi kemudian ia berubah pikiran, ‘Mungkin kita rekam saja dulu karena ada risiko keamanan,’” kata Lavingia. Namun, ia tidak pernah menerima tindak lanjut dari usulan tersebut.
Baca Juga: Elon Musk Umumkan Kelahiran Anak ke-14, Namanya Seldon Lycurgus
Pada awal Mei, setelah berbicara kepada media Fast Company tentang pekerjaannya, akses komputer Lavingia dicabut, yang menurutnya setara dengan pemecatan. Ia menyatakan bahwa tidak ada peringatan sebelumnya dari Musk maupun pimpinan tim bahwa ia dilarang berbicara kepada media.
“Hari-hari saya di DOGE sudah berakhir,” tulis Lavingia dalam sebuah blog yang menceritakan pengalamannya.