kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,71   -4,31   -0.48%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Tidak Sesuai Harapan, The Fed Bakal Pertahankan Pengetatan Kebijakan Moneter


Rabu, 15 Februari 2023 / 15:41 WIB
Inflasi Tidak Sesuai Harapan, The Fed Bakal Pertahankan Pengetatan Kebijakan Moneter
ILUSTRASI. Inflasi berbalik lebih tinggi pada awal 2023 membuat bank sentral AS akan mempertahankan kebijakan moneter ketat. REUTERS/Brendan McDermid


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Inflasi berbalik lebih tinggi pada awal 2023 membuat bank sentral Amerika Serikat (AS) akan mempertahankan kebijakan moneter yang lebih ketat. Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan kenaikan inflasi ini terjadi karena kenaikan harga tempat tinggal, gas dan bahan bakar berdampak pada masyarakat.

Mengutip Reuters, Rabu (15/2), indeks harga konsumen naik 0,5% pada Januari dan kenaikan secara tahunan tembus 6,4%, turun tipis dari Desember yang sebesar 6,5%. 

Padahal, Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan inflasi bulanan Januari naik 0,4% dan secara tahunan sebesar 6,2%. 

Pejabat Federal Reserve mengatakan bank sentral perlu terus menaikkan suku bunga secara bertahap untuk mengalahkan inflasi. Presiden Fed New York John William mengatakan tekanan harga yang kaku didorong oleh pasar pekerjaan yang panas dapat mendorong biaya pinjaman lebih tinggi dari yang pernah mereka duga.

Baca Juga: Wall Street Bervariasi: Dow dan S&P 500 Ditutup Melemah, Nasdaq Perkasa

"Dengan kekuatan di pasar tenaga kerja, jelas ada risiko bahwa inflasi tetap lebih tinggi lebih lama dari yang diharapkan, atau kita mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan saat ini,” kata Williams. 

Tingkat kebijakan The Fed saat ini berada dalam kisaran target 4,50%-4,75%. Sedangkan sebagian besar gubernur bank sentral pada Desember telah mengindikasikan bunga 5,1% sudah bisa menurunkan inflasi.

Williams  mengeluarkan nada yang lebih hawkish, dan mengatakan bahwa mengakhiri tahun 2023 dengan suku bunga acuan semalam antara 5,00% hingga 5,50%. 

Adapun Thomas Barkin, Presiden Fed Richmond mengatakan meski harga konsumen meningkat pada Januari tetapi kenaikan tahunan terus mereda secara perlahan sejalan dengan ekspektasi Federal Reserve. 

Sedangkan tingkat inflasi Inggris melambat untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Januari. Tetapi harga makanan terus meningkat dengan kuat telah memperburuk krisis biaya hidup warga.

Kantor Statistik Nasional merilis harga konsumen naik 10,1% yoy pada Januari dari tahun sebelumnya. Sementara tingkat tampaknya telah mencapai puncaknya pada bulan Oktober sebesar di level 11,1% yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir. 

Baca Juga: Wall Street Ditutup Mixed, Data Inflasi AS Dukung Kekhawatiran Suku Bunga

Tingkat inflasi tahunan diturunkan oleh penurunan harga perjalanan udara dan bus, karena batas atas tiket bus US$ 2,42 diperkenalkan di sebagian besar negara pada awal tahun. Pada tingkat yang lebih rendah, harga restoran dan hotel yang lebih rendah juga menurunkan tingkat inflasi.

Dalam skala bulanan, harga makanan naik 0,6% lagi di bulan Januari, karena harga semua kategori makanan yang dilacak oleh Kantor Statistik Nasional selain daging dan ikan naik. Tingkat inflasi makanan tahunan mendekati level tertinggi dalam 45 tahun, pada 16,7%. 




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×