Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Sebelumnya, penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan kepada Reuters bahwa postingan tersebut tampak seperti operasi disinformasi Rusia untuk menyebarkan keraguan tentang serangan balasan.
Dia menyatakan bahwa postingan tersebut berisi "informasi fiktif dalam jumlah yang sangat besar" dan bahwa Rusia tampaknya berusaha untuk merebut kembali inisiatif dalam invasi yang telah berlangsung selama 14 bulan.
"Ini hanya elemen standar dari permainan operasional intelijen Rusia. Dan tidak lebih," kata Podolyak dalam pernyataan tertulis.
Pasukan Ukraina selama berbulan-bulan menghadapi serangan Rusia di wilayah timurnya, terutama di kota Bakhmut. Kyiv berharap pasukannya dapat melancarkan serangan balasan dalam beberapa minggu atau bulan mendatang untuk merebut kembali wilayah yang diduduki.
Baca Juga: Vladimir Putin Bertemu Pemimpin Belarusia, Masalah Ukraina Tidak Disinggung
Podolyak mengatakan bahwa Rusia sedang mencari cara untuk merebut kembali inisiatif dan mempengaruhi skenario rencana serangan balik Ukraina dengan mengenalkan keraguan dan mengkompromikan ide-ide serta mengintimidasi mereka dengan 'informasi' palsu.
Laporan Times mengatakan dokumen-dokumen itu tampaknya telah dimodifikasi di bagian-bagian tertentu. Satu bagian menawarkan perkiraan kerugian militer Ukraina yang jauh lebih tinggi daripada perkiraan Barat yang tersedia sejauh ini.
Ukraina tidak mengungkapkan skala kerugiannya dan sangat sensitif tentang masalah ini.