kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Informasi Militer Diduga Bocor, Presiden Ukraina dan Stafnya Bahas Cara Pencegahan


Sabtu, 08 April 2023 / 00:15 WIB
Informasi Militer Diduga Bocor, Presiden Ukraina dan Stafnya Bahas Cara Pencegahan


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  KYIV. Ukraina membahas upaya pencegahan kebocoran informasi militer setelah muncul laporan pelanggaran keamanan. 

Pada hari Jumat, Presiden Ukraina dan pejabat keamanan membahas cara-cara untuk mencegah kebocoran informasi militer setelah bocornya dokumen rahasia yang merinci bantuan Barat untuk Ukraina yang diunggah secara online.

Namun, pernyataan resmi dari kantor presiden tidak mengkonfirmasi adanya kebocoran. Pernyataan tersebut juga tidak menyebutkan laporan dari New York Times yang mengatakan dokumen yang merinci rencana AS dan NATO untuk membangun militer Ukraina telah bocor secara online.

Baca Juga: Putin: Intelijen Barat Telah Membantu Ukraina Melakukan Sabotase

"Pertemuan para peserta difokuskan pada tindakan untuk mencegah kebocoran informasi mengenai rencana pasukan pertahanan Ukraina," kata pernyataan kepresidenan, sambil merinci topik lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut.

Menurut laporan The Times pada hari Kamis, Pentagon sedang menyelidiki bagaimana dokumen tentang rencana membangun pasukan Ukraina sebelum serangan balasan yang direncanakan terhadap pasukan penyerang Rusia diposting di saluran media sosial minggu ini.

Reuters tidak dapat meninjau dokumen yang bocor tersebut.

Seorang juru bicara intelijen militer Ukraina mengatakan bahwa ada kemungkinan informasi yang disebarkan di media sosial tersebut sepenuhnya fiktif dan tidak ada kebocoran. 

Sebuah analisis awal dari postingan tersebut menunjukkan bahwa terdapat angka korban palsu dan terdistorsi, dan bahwa beberapa informasi diambil dari sumber terbuka, kata juru bicara Andriy Yusov.

Baca Juga: Xi Jinping Mengadakan Pertemuan dengan Macron dalam Upaya Membuat Jurang Eropa dan AS

"Tentu saja kami akan menunggu komentar resmi dari Pentagon, tapi saya pikir publik Ukraina tidak punya alasan untuk khawatir," katanya.

Sebelumnya, penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan kepada Reuters bahwa postingan tersebut tampak seperti operasi disinformasi Rusia untuk menyebarkan keraguan tentang serangan balasan. 

Dia menyatakan bahwa postingan tersebut berisi "informasi fiktif dalam jumlah yang sangat besar" dan bahwa Rusia tampaknya berusaha untuk merebut kembali inisiatif dalam invasi yang telah berlangsung selama 14 bulan.

"Ini hanya elemen standar dari permainan operasional intelijen Rusia. Dan tidak lebih," kata Podolyak dalam pernyataan tertulis.

Pasukan Ukraina selama berbulan-bulan menghadapi serangan Rusia di wilayah timurnya, terutama di kota Bakhmut. Kyiv berharap pasukannya dapat melancarkan serangan balasan dalam beberapa minggu atau bulan mendatang untuk merebut kembali wilayah yang diduduki. 

Baca Juga: Vladimir Putin Bertemu Pemimpin Belarusia, Masalah Ukraina Tidak Disinggung

Podolyak mengatakan bahwa Rusia sedang mencari cara untuk merebut kembali inisiatif dan mempengaruhi skenario rencana serangan balik Ukraina dengan mengenalkan keraguan dan mengkompromikan ide-ide serta mengintimidasi mereka dengan 'informasi' palsu.

Laporan Times mengatakan dokumen-dokumen itu tampaknya telah dimodifikasi di bagian-bagian tertentu. Satu bagian menawarkan perkiraan kerugian militer Ukraina yang jauh lebih tinggi daripada perkiraan Barat yang tersedia sejauh ini.

Ukraina tidak mengungkapkan skala kerugiannya dan sangat sensitif tentang masalah ini.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×