Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Saat Indonesia menambah jumlah pegawai negeri sipil. Di negara lain yakni Inggris memilih mengurangi jumlah pegawai negeri sipil. Inggris mengaku akan menggunakan dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi di sektor pemerintahan.
Pat McFadden, Menteri Senior Kabinet Inggris dalam wawancara dengan BBC pada Minggu (9/3) mengatakan, layanan sipil pusat akan lebih sedikit. Ia menambahkan, pengurangan jumlah pegawai ini akan dilakukan sebagai bagian dari reformasi besar yang akan diumumkan minggu ini, meskipun ia tidak merinci jumlah pekerjaan yang akan dihapus.
Pemerintah Partai Buruh ini juga akan meluncurkan program digitalisasi yang menargetkan 10% dari seluruh pegawai negeri akan bekerja di bidang digital atau data dalam lima tahun mendatang, menurut pernyataan terpisah yang dikeluarkan oleh McFadden pada Minggu. "Tidak ada waktu yang harus dihabiskan untuk tugas yang bisa dilakukan lebih baik, lebih cepat, dan dengan kualitas yang sama tinggi oleh teknologi digital atau AI," ujar dia dalam pernyataan tersebut dikutip Bloomberg.
Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Keir Starmer, pemerintah yang dipimpin Partai Buruh ini menjadikan peningkatan produktivitas sebagai prioritas utama. Ini seiring dengan upaya mereka untuk memperbaiki defisit keuangan di tengah pertumbuhan ekonomi yang lesu. Reformasi dalam layanan sipil ini akan disertai dengan rencana pemangkasan anggaran yang akan diungkapkan oleh Menteri Keuangan Rachel Reeves dalam pernyataan musim semi pada 26 Maret mendatang.
McFadden menjelaskan, Brexit dan pandemi Covid-19 menyebabkan peningkatan perekrutan pegawai pemerintah. "Pengurangan jumlah pegawai negeri ini bertujuan untuk mendapatkan nilai lebih dan bukan pendekatan ideologis untuk mengurangi negara," tambah McFadden, yang merupakan salah satu anggota paling senior di pemerintah Partai Buruh.