Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perusahaan energi negara Malaysia Petronas, berencana mengurangi jumlah karyawan untuk memastikan kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang di tengah meningkatnya tantangan di industri global.
"Alasan utama langkah ini adalah untuk memastikan Petronas tetap bertahan dalam beberapa dekade mendatang. Jika tidak dilakukan sekarang, Petronas mungkin tidak akan ada lagi dalam 10 tahun ke depan," kata Presiden dan CEO Petronas, Tengku Muhammad Taufik Tengku Aziz, sebagaimana dikutip oleh media The Edge pada Jumat (7/2).
Baca Juga: Petronas Berencana Melakukan Ekspansi Besar-besaran di Indonesia
Namun, ia tidak mengungkapkan jumlah pasti karyawan yang akan terdampak.
Kantor berita negara Bernama juga melaporkan pernyataan serupa dari briefing bersama para editor, mengutip CEO Petronas yang menekankan bahwa langkah ini diambil agar perusahaan tetap dapat "berkontribusi pada pembangunan nasional".
Saat ini, Petronas memiliki hampir 50.000 karyawan, menurut situs resminya.
Dalam tanggapan email kepada Reuters, Petronas mengonfirmasi laporan media tersebut tetapi tidak memberikan rincian mengenai jumlah karyawan yang akan terkena dampak.
Baca Juga: Sediakan Pelumas, Mercedes Benz di Indonesia Menggandeng Petronas
Muhammad Taufik menegaskan bahwa kebijakan ini bukan akibat dari kesepakatan antara Petronas dan pemerintah negara bagian Sarawak mengenai distribusi gas lokal.
Tahun lalu, negosiasi antara Petronas dan perusahaan energi milik Sarawak, Petros, menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kontribusi Petronas terhadap kas negara serta operasinya di Sarawak, yang menyimpan lebih dari 60% cadangan gas Malaysia.
Menurut The Edge, Muhammad Taufik menyatakan bahwa proyek pengembangan minyak dan gas ke depan akan menghadapi margin keuntungan yang lebih tipis serta tantangan teknis yang lebih besar.
Pemerintah Malaysia memproyeksikan penurunan produksi gas alam dan minyak mentah pada 2025, akibat penghentian sementara beberapa fasilitas produksi untuk pemeliharaan serta melemahnya permintaan di pasar ekspor tertentu, menurut sebuah laporan pemerintah.
Baca Juga: Petronas Carigali Menangkan Lelang Pengelolaan Blok Migas Bobara di Papua Barat
Lebih lanjut, komposisi kontrak bagi hasil (Production Sharing Contracts/PSC) juga diperkirakan akan berubah, menyebabkan berkurangnya pendapatan Petronas.
Muhammad Taufik menambahkan bahwa margin keuntungan yang sebelumnya berada di atas 20% akan menyusut ke angka dua digit rendah dalam beberapa tahun mendatang.
“Ke depan, Petronas tidak hanya akan menjadi pemasok minyak atau gas alam, tetapi juga menawarkan produk lain seperti amonia biru, yakni gas bersih yang diproduksi dari hidrokarbon,” ujarnya.