kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.367   -28,00   -0,17%
  • IDX 6.596   -39,86   -0,60%
  • KOMPAS100 950   -13,34   -1,38%
  • LQ45 740   -10,38   -1,38%
  • ISSI 206   0,34   0,17%
  • IDX30 385   -5,80   -1,49%
  • IDXHIDIV20 461   -8,33   -1,77%
  • IDX80 108   -1,55   -1,42%
  • IDXV30 112   -1,29   -1,14%
  • IDXQ30 126   -2,05   -1,60%

Petronas akan Pangkas Jumlah Karyawan demi Kelangsungan Perusahaan


Jumat, 07 Februari 2025 / 21:27 WIB
Petronas akan Pangkas Jumlah Karyawan demi Kelangsungan Perusahaan
ILUSTRASI. Perusahaan energi negara Malaysia Petronas, berencana mengurangi jumlah karyawan untuk memastikan kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang di tengah meningkatnya tantangan di industri global. REUTERS/Chris Helgren


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perusahaan energi negara Malaysia Petronas, berencana mengurangi jumlah karyawan untuk memastikan kelangsungan bisnisnya dalam jangka panjang di tengah meningkatnya tantangan di industri global.

"Alasan utama langkah ini adalah untuk memastikan Petronas tetap bertahan dalam beberapa dekade mendatang. Jika tidak dilakukan sekarang, Petronas mungkin tidak akan ada lagi dalam 10 tahun ke depan," kata Presiden dan CEO Petronas, Tengku Muhammad Taufik Tengku Aziz, sebagaimana dikutip oleh media The Edge pada Jumat (7/2).

Baca Juga: Petronas Berencana Melakukan Ekspansi Besar-besaran di Indonesia

Namun, ia tidak mengungkapkan jumlah pasti karyawan yang akan terdampak.

Kantor berita negara Bernama juga melaporkan pernyataan serupa dari briefing bersama para editor, mengutip CEO Petronas yang menekankan bahwa langkah ini diambil agar perusahaan tetap dapat "berkontribusi pada pembangunan nasional".

Saat ini, Petronas memiliki hampir 50.000 karyawan, menurut situs resminya.

Dalam tanggapan email kepada Reuters, Petronas mengonfirmasi laporan media tersebut tetapi tidak memberikan rincian mengenai jumlah karyawan yang akan terkena dampak.

Baca Juga: Sediakan Pelumas, Mercedes Benz di Indonesia Menggandeng Petronas

Muhammad Taufik menegaskan bahwa kebijakan ini bukan akibat dari kesepakatan antara Petronas dan pemerintah negara bagian Sarawak mengenai distribusi gas lokal.

Tahun lalu, negosiasi antara Petronas dan perusahaan energi milik Sarawak, Petros, menimbulkan kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kontribusi Petronas terhadap kas negara serta operasinya di Sarawak, yang menyimpan lebih dari 60% cadangan gas Malaysia.

Menurut The Edge, Muhammad Taufik menyatakan bahwa proyek pengembangan minyak dan gas ke depan akan menghadapi margin keuntungan yang lebih tipis serta tantangan teknis yang lebih besar.

Pemerintah Malaysia memproyeksikan penurunan produksi gas alam dan minyak mentah pada 2025, akibat penghentian sementara beberapa fasilitas produksi untuk pemeliharaan serta melemahnya permintaan di pasar ekspor tertentu, menurut sebuah laporan pemerintah.

Baca Juga: Petronas Carigali Menangkan Lelang Pengelolaan Blok Migas Bobara di Papua Barat

Lebih lanjut, komposisi kontrak bagi hasil (Production Sharing Contracts/PSC) juga diperkirakan akan berubah, menyebabkan berkurangnya pendapatan Petronas.

Muhammad Taufik menambahkan bahwa margin keuntungan yang sebelumnya berada di atas 20% akan menyusut ke angka dua digit rendah dalam beberapa tahun mendatang.

“Ke depan, Petronas tidak hanya akan menjadi pemasok minyak atau gas alam, tetapi juga menawarkan produk lain seperti amonia biru, yakni gas bersih yang diproduksi dari hidrokarbon,” ujarnya.

Selanjutnya: Dirjen Anggaran Jadi Tersangka Kasus Jiwasraya, Kemenkeu Hormati Proses Hukum

Menarik Dibaca: Tingkatkan TKDN, FAT Gas Compressor Hadir di Indonesia


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×