Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris mendesak China untuk mundur dari Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong, dengan mengatakan itu merupakan pelanggaran atas komitmen internasional Beijing terhadap perjanjian prinsip "satu negara, dua sistem" pada bekas jajahan Inggris.
"Untuk menjadi sangat jelas dan spesifik tentang ini, pemberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong oleh pemerintah di Beijing melalui lembaga-lembaga Hong Kong bertabrakan langsung dengan Pasal 23 Konstitusi China sendiri," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab kepada parlemen, Selasa (2/6), seperti dikutip Reuters.
"Dan, itu terletak dalam konflik langsung dengan kewajiban internasional China yang secara bebas diasumsikan berdasarkan Deklarasi Bersama," ujarnya.
Baca Juga: China peringatkan AS: Kami akan membalas tindakan atas Hong Kong!
"Masih ada waktu bagi China untuk mempertimbangkan kembali, masih ada waktu bagi China untuk mundur dari Undang-Undang Keamanan Nasional dan menghormati otonomi Hong Kong dan menghormati kewajiban internasional China sendiri," kata Raab.
"Jika China terus menempuh jalan saat ini, memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional, kami akan mempertimbangkan respons lebih lanjut yang akan kami buat, bekerja dengan mitra internasional dan lainnya," tegas dia.
Inggris juga memperingatkan China untuk tidak melintasi Rubicon atas Hong Kong, dengan mengatakan Tiongkok harus mundur dan mematuhi kewajiban internasionalnya atas bekas jajahan Inggris itu.
Baca Juga: AS mempertimbangkan untuk menerima warga Hong Kong? Begini jawaban Menlu AS
"Bola itu berada di pengadilan pemerintah di China, dia punya pilihan untuk dibuat di sini (Hong Kong)," kata Raab
“Ia (China) bisa melintasi Rubicon (garis batas) dan melanggar otonomi dan hak-hak rakyat Hong Kong atau ia bisa mundur, memahami keprihatinan luas dari komunitas internasional dan memenuhi tanggungjawabnya sebagai anggota terkemuka komunitas internasional," ujarnya.
Tapi, "Kami tidak berusaha mencegah China bangkit, jauh dari itu, kami menyambut Cina sebagai anggota terkemuka dari komunitas internasional, dan kami ingin terlibat dengan China dalam segala hal, mulai perdagangan hingga perubahan iklim," kata Raab.