Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris pada Kamis (25/11) mengatakan, varian baru Covid-19 di Afrika Selatan yang mungkin membuat vaksin kurang efektif sebagai yang terburuk.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) menyatakan, varian baru yang disebut B.1.1.529 memiliki protein lonjakan yang secara dramatis berbeda dengan yang ada pada virus corona asli yang menjadi dasar vaksin COVID-19.
NSA mencirikan varian baru, yang memiliki dua kali lipat jumlah mutasi dari varian Delta yang dominan saat ini, tersebut sebagai "yang terburuk".
"Ini adalah varian paling signifikan yang kami temui hingga saat ini, dan penelitian mendesak sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penularan, tingkat keparahan, dan kerentanannya terhadap vaksin," kata Kepala Eksekutif HSA Jenny Harries, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Muncul varian baru Covid-19, Singapura larang pelancong dari 7 negara Afrika masuk
Varian baru tersebut pertama kali diidentifikasi pada awal pekan ini. Tapi, Inggris segera memberlakukan pembatasan perjalanan dari Afrika Selatan dan lima negara tetangga, bertindak jauh lebih cepat dari varian Delta yang saat ini dominan.
"Apa yang kami ketahui adalah ada sejumlah besar mutasi, mungkin dua kali lipat jumlah mutasi yang kami lihat pada varian Delta," ungkap Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid, seperti dilansir Reuters.
"Dan, (varian baru) itu menunjukkan, mungkin lebih menular dan vaksin saat ini yang kita miliki mungkin kurang efektif," ujarnya.
Inggris mengumumkan, untuk sementara waktu melarang penerbangan dari Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho, dan Eswatini mulai Jumat (26/11) pukul 12.00 dan warga Inggris yang kembali dari negara-negara itu harus dikarantina.
Javid bilang, lebih banyak data tentang varian baru itu diperlukan, tetapi pembatasan perjalanan harus diambil sebagai tindakan pencegahan.