Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Meskipun ada jeda baru-baru ini pada beberapa tarif, Apple tetap berada dalam posisi yang sangat sulit. Pasalnya, perang dagang Donald Trump meningkatkan biaya produksi iPhone di pusat manufaktur perusahaan teknologi tersebut, yakni Tiongkok.
Mengutip Artechnica.com, analis memperkirakan bahwa Apple tidak memiliki opsi jangka pendek yang jelas untuk mengubah rantai pasokannya guna menghindari tarif sepenuhnya.
Bahkan jika Trump memberikan pengecualian kepada Apple, harga iPhone dapat meningkat tidak hanya di AS tetapi juga secara global.
Perwakilan Dagang AS, yang sebelumnya telah memberikan pengecualian kepada Apple untuk produk tertentu, tidak menanggapi permintaan Ars untuk mengomentari apakah ada permintaan pengecualian yang telah diajukan pada tahun 2025.
Saat ini, AS mengenakan tarif sebesar 145% untuk impor Tiongkok, sementara Tiongkok telah menaikkan tarif untuk impor AS menjadi 125%.
Tidak ada pihak yang siap untuk mundur, dan kesepakatan TikTok Trump —yang harus disetujui oleh pemerintah Tiongkok— berisiko mengalami penundaan lebih lanjut karena negosiasi yang lebih lama dan pembalasan yang berlarut-larut.
Baca Juga: iPhone 16 Diserbu Pembeli, Harga Termurah Rp 12,5 Juta, Termahal Pro Max Rp 32,9 Juta
Trump telah menghadapi kritik karena menunda kesepakatan TikTok, dengan Wakil Ketua Komite Intelijen Senat Mark Warner mengatakan kepada The Verge minggu lalu bahwa penundaan itu "melanggar hukum" dan mengancam keamanan nasional AS.
Sementara itu, Tiongkok tampaknya mengharapkan lebih banyak bisnis mengalir ke Tiongkok daripada ke AS sebagai akibat dari sikap keras Trump terhadap perdagangan global.
Dengan ekonomi dan keamanan nasional yang terancam, Trump mengklaim bahwa tarif akan mendorong manufaktur ke AS, menciptakan lapangan kerja, dan menguntungkan ekonomi.
Membuat perusahaan paling berharga di dunia, Apple, untuk memproduksi produknya yang paling populer, iPhone, di AS, jelas merupakan bagian dari visi Trump.
Bloomberg melaporkan, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan minggu ini bahwa komitmen Apple untuk berinvestasi US$ 500 miliar di AS selama empat tahun ke depan seharusnya merupakan indikator yang jelas bahwa Apple yakin layak untuk membangun iPhone di sini.
"Jika Apple tidak yakin Amerika Serikat mampu melakukannya, mereka mungkin tidak akan mengeluarkan uang sebanyak itu," kata Leavitt.
Baca Juga: Tarif Trump Bisa Bikin Lebih Mahal, Cek Harga iPhone 16, 15 Plus, 14 & 12 April 2025
Apple tidak menanggapi permintaan Ars untuk berkomentar, dan sejauh ini, Apple tidak menjelaskan bagaimana tarif berdampak pada bisnisnya.