kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini gambaran seberapa besar aksi demonstrasi memukul ekonomi Hong Kong


Kamis, 15 Agustus 2019 / 08:02 WIB
Ini gambaran seberapa besar aksi demonstrasi memukul ekonomi Hong Kong
ILUSTRASI. Unjuk rasa menentang RUU Ekstradisi di Hong Kong


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Dua bulan sudah aksi demonstrasi di Hong Kong berlangsung. Hal ini mulai berdampak pada kinerja sejumlah  perusahaan besar global. Kondisi ini kian menambah kekhawatiran terkait geopolitik, di mana pada saat yang bersamaan perang dagang antara AS dan China terus berlanjut.

Mengutip CNBC, selama beberapa pekan terakhir, tim manajemen di berbagai perusahaan multinasional telah melakukan pertemuan membahas kinerja dan memperingatkan konsekuensi mengerikan jika aksi demonstrasi terus berlanjut. Ini termasuk adanya potensi kehilangan pendapatan dan terhambatnya investasi bisnis. Apalagi, banyak dari perusahaan-perusahaan yang ada sudah merasakan pahitnya tekanan dari kenaikan pajak AS dan melemahnya mata uang China.

Baca Juga: Bandara Hong Kong kembali beroperasi, akses masuk terminal dibatasi

Sepuluh minggu aksi demonstrasi yang juga disertai dengan kekerasan telah menjerumuskan pusat keuangan Asia ini ke dalam krisis paling serius dalam beberapa dekade terakhir. Keresahan yang semakin berkembang, dipicu oleh RUU ekstradisi yang kontroversial, juga merupakan salah satu tantangan populer yang paling berat bagi presiden Tiongkok Xi Jinping sejak ia berkuasa pada 2012.

Pada minggu ini, aksi demonstrasi di bandara Internasional Hong Kong menyebabkan ditundanya check in selama dua hari berturut-turut, sehingga menyebabkan pembatalan atas ratusan penerbangan. Bentrokan tak terhindarkan ketika ribuan demonstran memblokade lorong-lorong di gedung terminal utama, dan polisi anti huru hara menembakkan semprotan merica untuk membubarkan kerumunan.

Baca Juga: Demo Hong Kong bisa memperburuk persepsi risiko investasi (CDS)

Pada hari Rabu, jalur penerbangan kembali dibuka ketika otoritas bandara memperoleh perintah pengadilan untuk melarang aksi demonstrasi. Kendati demikian, perusahaan global masih mencemaskan terjadinya gangguan lebih lanjut.

Pemerintah China mengutuk aksi demonstrasi yang terjadi, dengan menyebut aksi mereka sebagai "tanda pertama dari terorisme". Kepala eksekutif wilayah itu, Carrie Lam, menambahkan kekerasan yang terjadi mendorong Hong Kong "ke jalur yang tidak dapat kembali."




TERBARU

[X]
×