Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Hingga saat ini, belum ada vaksin untuk melawan virus corona baru, yang disebut SARS-CoV-2, yang menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Akan tetapi, para ilmuwan di beberapa negara sedang menguji vaksin tuberkulosis (TBC) yang sudah berusia seabad untuk melihat apakah itu dapat meningkatkan sistem kekebalan untuk mengurangi gejala pernapasan pada orang yang terinfeksi virus corona baru.
Mengutip Reuters, para peneliti di Australia dan Eropa sedang menguji apakah vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), yang diperkenalkan pada 1920-an untuk memerangi TBC, mungkin dapat digunakan untuk memerangi COVID-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona novel. Uji klinis difokuskan pada dua kelompok berisiko tinggi untuk COVID-19: pekerja perawatan kesehatan dan orang tua.
Baca Juga: Anak usaha British American Tobacco (BAT) kembangkan potensi vaksin covid-19
Inilah yang diketahui para ilmuwan, dan apa yang tengah mereka coba untuk cari tahu:
Bagaimana vaksin TBC dapat membantu mengobati infeksi lain?
Vaksin BCG mengandung strain bakteri tuberkulosis yang hidup tetapi melemah yang memprovokasi tubuh untuk mengembangkan antibodi untuk menyerang bakteri TBC. Ini disebut respons imun adaptif, karena tubuh mengembangkan pertahanan terhadap mikroorganisme penyebab penyakit tertentu, atau patogen, setelah menjumpainya.
Sebagian besar vaksin membuat respons imun adaptif terhadap patogen tunggal.
Tidak seperti vaksin lain, vaksin BCG juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bawaan, pertahanan lini pertama yang mencegah berbagai patogen memasuki tubuh atau menyebabkan infeksi.
Baca Juga: Bukan vaksin, ilmuwan China ini menemukan antibodi efektif untuk mengobati corona
Sebuah studi di Guinea-Bissau menemukan, 50% angka kematian lebih rendah pada anak-anak yang divaksinasi BCG daripada anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin ini. Itu adalah penurunan kematian yang jauh lebih besar daripada yang bisa dijelaskan dengan pengurangan kasus TBC.
Beberapa penelitian telah menemukan penurunan serupa pada infeksi pernapasan pada remaja dan orang tua.