kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Ini penyebab UBS menaikkan proyeksi harga Brent ke US$ 60 per barel di semester I


Kamis, 07 Januari 2021 / 18:00 WIB
Ini penyebab UBS menaikkan proyeksi harga Brent ke US$ 60 per barel di semester I


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  BERN. Keputusan Arab Saudi memangkas produksi minyak mentah sebesar 1 juta barel per hari untuk bulan Februari dan Maret membuat UBS mengerek proyeksi harga minyak Brent untuk tahun ini. 

Mengutip Reuters, UBS menaikkan perkiraannya untuk harga minyak Brent menjadi US$ 60 per barel hingga pertengahan tahun 2021. 

UBS juga memproyeksi harga minyak Brent diperdagangkan pada level US$ 63 per barel di paruh kedua 2021. Sedangkan untuk harga minyak WTI diperdagangkan lebih rendah US$ 3 per barel dari harga Brent atau berada di kisaran US$ 60 per barel di semester kedua mendatang.

Selain karena pemotongan produksi secara sukarela yang dilakukan Arab Saudi, UBS menyebut, kenaikan target harga minyak ini juga disokong ekspektasi pemulihan tajam dalam permintaan di kuartal kedua yang terjadi berkat keberhasilan vaksin Covid-19 dan peningkatan perjalanan.

Dengan langkah Arab Saudi, peningkatan produksi OPEC+ sebesar 500.000 barel per hari (bpd) yang dilakukan sejak Januari ini berbalik secara penuh. Ini membuat pasar minyak mentah global yang lebih ketat di paruh pertama tahun ini, kata analis di bank Swiss tersebut dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters, Kamis (7/1).

Baca Juga: Investor fokus pada pemangkasan produksi Saudi, harga minyak naik lagi

Seperti diketahui, kemarin (6/1), eksportir minyak terbesar dunia itu menjanjikan pengurangan produksi minyak sukarela sebesar 1 juta (bpd) pada bulan Februari dan Maret. Alhasil, harga minyak mentah acuan termasuk Brent melejit ke level tertinggi sejak Februari 2020.

"Langkah pencegahan dari Kerajaan Arab Saudi menunjukkan kepada kami keinginan untuk mempertahankan harga dan mendukung pasar minyak di tengah kekhawatiran permintaan karena pembatasan mobilitas yang diperpanjang di kawasan Eropa," kata UBS.

"Tetapi jika permintaan turun ke tingkat yang lebih rendah, langkah Arab Saudi juga akan membantu mempercepat proses pengurangan persediaan minyak."

Hingga pukul 15.00 WIB, harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 diperdagangkan sekitar di kisaran US$ 54,59 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik menjadi US$ 51,02 per barel.

Selanjutnya: IHSG naik 1,21%, indeks sektor pertambangan melesat hingga 5,83%



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×