kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Tewas di Iran


Kamis, 01 Agustus 2024 / 00:13 WIB
Ini Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Tewas di Iran
ILUSTRASI. Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan yang diduga dilakukan Israel di Tehran Iran, pada Rabu (31/7/2204) sehari setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Ketika meninggalkan Gaza pada 2017, Haniyeh digantikan oleh Yahya Sinwar, tokoh garis keras yang pernah dipenjara di Israel selama lebih dari dua dekade.

Sebagai pemimpin politik Hamas, Haniyeh memiliki hubungan dekat dengan tokoh-tokoh garis keras dalam kelompok tersebut dan sayap militer Hamas.

Haniyeh dan Meshaal telah bertemu dengan para pejabat di Mesir yang juga berperan sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata. Pada awal November, Haniyeh melakukan perjalanan ke Teheran untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas Dibunuh di Iran

Haniyeh, seorang Muslim Sunni, berperan besar dalam membangun kapasitas tempur Hamas dengan menjalin hubungan dengan Iran, negara Muslim Syiah yang terang-terangan mendukung Hamas.

Awal Karir

Saat masih muda, Haniyeh adalah aktivis mahasiswa di Universitas Islam di Kota Gaza dan bergabung dengan Hamas pada tahun 1987 saat kelompok itu dibentuk. Ia menjadi anak didik pendiri Hamas Syekh Ahmad Yassin dan salah satu ajudan yang dipercaya pada tahun 2003. Yassin dibunuh oleh Israel pada tahun 2004.

Baca Juga: Siapa Ismail Haniyeh, Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas yang Tewas Dibunuh Israel

Sebagai pendukung awal Hamas dalam politik, Haniyeh menjadi perdana menteri Palestina setelah Hamas memenangkan pemilihan parlemen pada tahun 2006. Hamas menguasai Gaza pada tahun 2007 dan Haniyeh menegaskan bahwa perlawanan terhadap Israel akan terus berlanjut dalam berbagai bentuk.

Haniyeh, dengan pendekatan diplomatiknya, terus menjadi suara penting dalam politik Hamas hingga akhir hayatnya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×