Sumber: IRNA | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - TEHRAN - Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Tehran Iran, sehari setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang baru dilantik setelah menang dalam pemilu.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, pada Selasa dalam pertemuan dengan Haniyeh menyatakan dukungan tak tergoyahkan bagi rakyat Palestina dan perjuangan mereka, dengan keyakinan bahwa perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel akan menghasilkan "kemenangan akhir". Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan dengan Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh, yang berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikannya.
Pezeshkian menekankan komitmen historis rakyat Iran terhadap perjuangan kebebasan Palestina, yang telah ada sebelum Revolusi Islam. "Kejahatan brutal yang dilakukan oleh kaum Zionis, terlepas dari agama dan sekte, membangkitkan rasa jijik di antara semua individu yang bebas," ujarnya.
Baca Juga: Siapa Ismail Haniyeh, Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas yang Tewas Dibunuh Israel
Ia juga menekankan bahwa perlawanan berani rakyat dan para pejuang Palestina adalah sumber kebanggaan dan kehormatan, dan yakin bahwa perjuangan ini pada akhirnya akan mengarah pada pembebasan wilayah Palestina dan kejatuhan rezim Israel.
Sebagai tanggapan, Haniyeh mengucapkan selamat kepada Pezeshkian atas kepercayaan yang diberikan oleh para pemilih Iran dan menyatakan rasa terima kasih atas dukungannya terhadap hak-hak Palestina. Haniyeh mencirikan perlawanan Palestina sebagai garis depan dalam perjuangan melawan hegemoni global, menggarisbawahi pentingnya strategi Iran dalam mendukung front perlawanan melawan rezim Israel dan sekutunya.
Delegasi tingkat tinggi dari Hamas akan berangkat ke Iran untuk berpartisipasi dalam upacara pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian. Sumber informasi di Hamas mengonfirmasi bahwa Ismail Haniyeh akan memimpin delegasi untuk menghadiri pelantikan presiden Iran yang baru terpilih.
Baca Juga: Profil Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Moderat dan Tangguh
Selain itu, utusan khusus Raja Oman, Menteri Ekonomi Said bin Mohammed bin Ahmed al-Saqri, tiba di Bandara Internasional Mehrabad Teheran pada hari Senin, didampingi oleh menteri luar negeri dan perdagangan, untuk menghadiri upacara pelantikan.
Presiden Iran yang baru akan secara resmi dilantik di hadapan Parlemen pada hari Selasa. Ia menggantikan mendiang Presiden Ebrahim Raisi, yang meninggal dalam kecelakaan helikopter tragis pada bulan Mei. Delegasi dari 80 negara dijadwalkan menghadiri upacara tersebut.
Ismail Haniyeh, pemimpin senior Hamas, lahir pada 29 Januari 1963 di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza. Haniyeh menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina dari tahun 2006 hingga 2007 setelah Hamas memenangkan pemilihan legislatif Palestina pada tahun 2006.
Baca Juga: PM Malaysia Anwar Temui Pemimpin Hamas di Qatar
Setelah bentrokan antara Hamas dan Fatah pada tahun 2007, Haniyeh hanya diakui sebagai Perdana Menteri oleh Hamas di Jalur Gaza, sementara Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas memegang kendali wilayah di Tepi Barat. Haniyeh dikenal karena sikap kerasnya terhadap Israel dan dukungannya terhadap perjuangan bersenjata untuk pembebasan Palestina. Sejak 2017, Haniyeh menjadi kepala biro politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal.
Sebagai pemimpin Hamas, Haniyeh terus terlibat dalam upaya diplomatik dan politik untuk mendukung tujuan-tujuan Hamas baik di dalam negeri maupun di komunitas internasional.