Sumber: New York Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pendiri sekaligus ketua eksekutif Amazon, Jeff Bezos, pada akhir pekan lalu memprediksi bahwa pusat data berskala gigawatt akan dibangun di luar angkasa dalam 10 hingga 20 tahun ke depan.
Dia juga bilang bahwa energi surya yang tersedia secara terus-menerus di luar angkasa akan membuat fasilitas tersebut pada akhirnya melampaui kinerja pusat data yang ada di Bumi.
Mengutip New York Post, berbicara di ajang Italian Tech Week di Turin, Bezos juga membandingkan lonjakan kecerdasan buatan (AI) saat ini dengan ledakan internet pada awal tahun 2000-an, dan mendorong masyarakat untuk tetap optimistis meski ada risiko gelembung spekulatif.
Konsep pusat data orbit kini semakin menarik perhatian para raksasa teknologi, karena pusat data di Bumi telah meningkatkan permintaan terhadap listrik dan air yang dibutuhkan untuk mendinginkan server.
“Pusat pelatihan AI raksasa itu akan lebih baik dibangun di luar angkasa, karena di sana kita memiliki energi surya 24 jam sehari, tujuh hari seminggu. Tidak ada awan, tidak ada hujan, tidak ada cuaca,” ujar Bezos dalam percakapan publik bersama John Elkann, Ketua Ferrari dan Stellantis.
“Kita akan dapat mengalahkan biaya pusat data di Bumi dengan membangunnya di luar angkasa dalam beberapa dekade mendatang,” tambahnya.
Baca Juga: Jeff Bezos Tantang Elon Musk: Industri Berat Harus Dipindahkan ke Luar Angkasa
Bezos mengatakan, pergeseran menuju infrastruktur luar angkasa merupakan bagian dari tren yang lebih luas dalam memanfaatkan ruang angkasa untuk meningkatkan kehidupan di Bumi.
“Hal itu sudah terjadi dengan satelit cuaca. Sudah terjadi juga dengan satelit komunikasi. Langkah berikutnya akan menjadi pusat data, dan kemudian bentuk manufaktur lainnya,” katanya.
Namun, menempatkan pusat data di luar angkasa juga memiliki tantangan besar, seperti kesulitan dalam perawatan dan pembaruan perangkat, biaya peluncuran roket yang tinggi, serta risiko kegagalan peluncuran.
Ketua eksekutif Amazon itu juga mengatakan bahwa gelombang AI saat ini memiliki kemiripan dengan era dot-com, ketika hype besar-besaran diikuti oleh kehancuran pasar.
“Kita harus sangat optimistis bahwa konsekuensi sosial dan manfaat nyata dari AI, seperti halnya internet 25 tahun lalu, benar-benar nyata dan akan terus ada,” kata Bezos.
Tonton: Warren Buffett Ubah Haluan ke Emas, Robert Kiyosaki Ingatkan Krisis Pasar
“Penting untuk memisahkan antara potensi gelembung spekulatif dan realitas yang sebenarnya,” tambahnya, seraya menekankan bahwa manfaat AI akan tersebar luas dan menjangkau semua sektor kehidupan.