Penulis: Virdita Ratriani
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Taliban berhasil mengambil alih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul. Sementara itu, Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, meninggalkan Kabul, ibu kota Afghanistan pada hari Minggu (15/08/2021) waktu setempat saat Taliban memasuki kota tersebut.
Ratusan warga Afghanistan turut memenuhi bandara Kabul agar dapat meninggalkan negaranya. Selain itu, sejumlah negara termasuk Indonesia telah mengevakuasi para diplomat dan warganya dari Afghanistan.
Lantas, siapa Taliban?
Baca Juga: Rusia menyebut Kabul kini lebih aman di bawah kendali Taliban
Siapa Taliban?
Taliban adalah faksi politik dan agama ultrakonservatif yang muncul di Afghanistan pada pertengahan 1990-an. Dirangkum dari laman Britannica, Taliban muncul seiring dengan penarikan pasukan Soviet dan runtuhnya rezim komunis Afghanistan serta kehancuran tatanan sipil di negara tersebut.
Nama Taliban berasal dari bahasa Pashto yang artinya murid. Anggota kelompok Taliban memang sebagian besar terdiri dari siswa di madrasah yang didirikan untuk pengungsi Afghanistan pada 1980-an di Pakistan utara.
Taliban muncul pada 1994 sebagai kekuatan yang menginginkan ketertiban sosial di provinsi selatan Afghanistan, Kandahār. Pada akhir tahun 1996, kekuatan Taliban membesar karena dukungan dari kelompok etnis Pashtun di selatan Afghanistan serta bantuan dari unsur-unsur Islam konservatif di luar negeri.
Hal itu memungkinkan Taliban untuk merebut ibu kota, Kabul, dan mendapatkan kontrol yang efektif atas negara tersebut.
Perlawanan terhadap Taliban terus berlanjut, terutama di antara kelompok etnis non-Pashtun, yaitu Tajik, Uzbekistan, dan Hazara. Namun, pada 2001 Taliban menguasai semua wilayah kecuali sebagian kecil dari Afghanistan utara.
Baca Juga: Bandara Kabul Afganistan rusuh, ini yang terjadi
Kebijakan sosial Taliban dan tentangan global
Terdapat sejumlah kebijakan sosial Taliban yang mendapatkan tentangan dari global. Kebijakan sosial Taliban tersebut di antaranya adalah melarang kehidupan publik untuk perempuan, termasuk pelarangan akses pada pendidikan dan pekerjaan.
Taliban juga menghancurkan peninggalan artistik non-Islam secara sistematis, seperti yang terjadi di Kota Bamiyan.
Selain itu, Taliban menerapkan hukuman pidana yang keras, termasuk hukum gantung. Hanya Arab Saudi, Pakistan, dan Uni Emirat Arab yang pernah mengakui rezim tersebut.
Taliban juga mengizinkan Afghanistan menjadi surga bagi militan Islam dari seluruh dunia, termasuk Osama bin Laden, pendiri Al Qaeda yang bertanggung jawab atas peristiwa 11 September 2001.
Pada saat itu, Taliban dituduh memberikan perlindungan kepada Osama bin Laden dan Al Qaeda.
Penolakan Taliban untuk mengekstradisi pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden ke AS terkait serangan di World Trade Center, New York City dan Pentagon, DC pada 11 September 2021 memicu konfrontasi militer dengan AS dan kekuatan sekutu.