kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini tiga hal yang menghantui petugas medis di garis depan perang lawan corona


Jumat, 18 September 2020 / 00:00 WIB
Ini tiga hal yang menghantui petugas medis di garis depan perang lawan corona


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kepala Kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengungkapkan, ada tiga hal yang menghantui petugas medis di garis depan perang melawan pandemi virus corona baru.

"Pertama, berdiri di sana dan melihat orang mati karena Anda tidak dapat membantu mereka. Kedua, melihat seorang pekerja medis sakit dan tertular, sesama pekerja medis dan teman Anda," kata Ryan, Kamis (16/9).

"Dan yang ketiga, yang paling membebani petugas medis dalam situasi ini, adalah potensi mereka membawa penyakit itu pulang ke keluarga mereka, ke teman mereka, ke anak-anak mereka," imbuh Ryan seperti dikutip Reuters.

Lebih dari 1.000 perawat meninggal setelah tertular virus corona, Dewan Perawat Internasional, sebuah asosiasi yang berbasis di Jenewa, mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti Reuters lansir.

Baca Juga: Data WHO: 1 dari 7 kasus virus corona adalah petugas medis

Satu dari tujuh kasus virus corona baru yang dilaporkan ke WHO adalah petugas medis. Dan, di beberapa negara, angkanya meningkat menjadi satu petugas medis dari tiga kasus Covid-19.

Kesaksian yang mengejutkan

WHO menyerukan, agar petugas medis garis depan mendapatkan peralatan pelindung untuk mencegah mereka terinfeksi virus corona baru. Sebab, berpotensi menyebarkannya ke pasien dan keluarga mereka.

"Secara global, sekitar 14 persen kasus Covid-19 yang dilaporkan ke WHO terjadi di antara petugas medis, dan di beberapa negara sebanyak 35 persen," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (17/9), seperti dilansir Reuters.

Hanya, dia mengatakan, data terbatas dan sulit untuk mengetahui, apakah petugas medis terinfeksi virus corona di tempat kerja atau komunitas mereka.

Baca Juga: WHO: Jangan ubah pandemi virus corona jadi politik sepak bola

“Bukan hanya risiko infeksi. Setiap hari, petugas medis mengalami stres, kelelahan, stigma, diskriminasi, bahkan kekerasan,” ungkap Tedros dalam konferensi pers Hari Keselamatan Pasien Sedunia

Guy Ryder, Direktur Jenderal Organisasi Buruh Internasional (ILO), menyebutkan, angka WHO tentang infeksi di antara petugas medis adalah "kesaksian yang mengejutkan".

"Keselamatan pasien juga membutuhkan jaminan keselamatan petugas medis, dua sisi dari mata uang yang sama. Sayangnya, terlalu sering jaminan tersebut hilang," sebut Ryder seperti dikutip Reuters.

Selanjutnya: Begini cara memakai dan merawat masker kain, menurut WHO




TERBARU

[X]
×