Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kamala Harris telah mengukir sejarah sebagai wanita pertama, wanita kulit hitam pertama, dan wakil presiden AS keturunan Asia pertama.
Dia dilantik tepat sebelum Joe Biden diambil sumpahnya untuk menjadi presiden AS ke-46.
Melansir BBC, Harris, yang merupakan keturunan India-Jamaika, awalnya mencalonkan diri untuk nominasi Demokrat.
Akan tetapi, Biden memenangkan pencalonan dan memilih Harris sebagai pasangannya, dengan menggambarkannya sebagai "pejuang tak kenal takut untuk si kecil".
Siapakah Kamala Harris?
Harris, 56 tahun, lahir di Oakland, California, dari dua orang tua imigran: seorang ibu kelahiran India dan ayah kelahiran Jamaika.
Dia melanjutkan pendidikannya untuk kuliah di Howard University, salah satu perguruan tinggi dan universitas kulit hitam terkemuka dalam sejarah AS. Dia menggambarkan waktunya di sana sebagai salah satu pengalaman paling formatif dalam hidupnya.
Baca Juga: Ambil alih krisis AS, Biden: Kita harus hentikan perang tak beradab ini!
Harris mengatakan, dia selalu nyaman dengan identitasnya dan hanya menggambarkan dirinya sebagai "orang Amerika".
Setelah empat tahun di Howard, Harris melanjutkan untuk mendapatkan gelar hukumnya di Universitas California, Hastings, dan memulai karirnya di Kantor Kejaksaan Distrik Alameda County.
Baca Juga: Joe Biden resmi jadi Presiden Amerika Serikat (AS)
Dia menjadi jaksa wilayah - jaksa tertinggi - untuk San Francisco pada tahun 2003, sebelum terpilih sebagai wanita pertama dan orang Afrika-Amerika pertama yang menjabat sebagai jaksa agung California, pengacara teratas dan pejabat penegak hukum di negara bagian terpadat di Amerika.
Dalam hampir dua masa jabatannya sebagai Jaksa Agung, Harris mendapatkan reputasi sebagai salah satu bintang Partai Demokrat yang sedang naik daun, menggunakan momentum ini untuk mendorongnya ke pemilihan sebagai senator junior AS California pada tahun 2017. Dia merupakan wanita kulit hitam kedua yang pernah terpilih ke senat AS.
BBC memberitakan, dia kemudian mengajukan diri sebagai presiden kepada lebih dari 20.000 orang di Oakland pada awal 2019.
Tapi Harris gagal mengartikulasikan alasan yang jelas untuk kampanyenya, dan memberikan jawaban yang membingungkan untuk pertanyaan di bidang kebijakan utama seperti perawatan kesehatan.
Baca Juga: Pelantikan Joe Biden diharapkan jadi momentum percepatan pengembangan EBT Indonesia
Dia tersisih dari pemilihan presiden pada Desember 2019.
Tapi Biden memilihnya sebagai calon orang nomor dua pada bulan Agustus, memanggilnya "salah satu pegawai negeri terbaik di negara itu".
Setelah Biden diumumkan sebagai presiden berikutnya pada bulan November, Harris menuliskan tweet video ucapan selamat kepada pasangannya.
"Kita berhasil, kita berhasil, Joe. Anda akan menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya!" katanya berseri-seri.