Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
.
Pada hari Senin, Imran muncul di ruang sidang dengan tangan terborgol dan mengenakan pakaian ungu, dengan tudung kepala menutupi matanya. Topi itu dilepas oleh penjaga begitu dia berada di ruang pengadilan.
Baca Juga: Kronologi peristiwa yang picu pembunuhan Soleimani, Iran janji membalas (3-habis)
Dia mengatakan kepada Hakim Distrik Seah bahwa dia akan menuntut persidangan tersebut alih-alih mengaku bersalah, dengan mengatakan: "Saya tidak mengakui hukum Singapura, hanya hukum syariah [Islam] ... Satu-satunya hal yang akan saya lakukan adalah saya mengakui saya telah melakukan transfer dan melakukannya untuk manfaat Negara Islam."
South China Morning Post menuliskan, Wakil Jaksa Penuntut Umum Nicholas Khoo mengatakan dalam pernyataan pembukaan penuntutan bahwa Imran mengirim uang mengetahui bahwa itu akan mengumpulkan lebih banyak dukungan dan meningkatkan kesadaran untuk Isis.
"Terorisme adalah momok transnasional dan Singapura menjalankan tugasnya sebagai anggota komunitas global dengan serius dalam perjuangan tanpa akhir melawan terorisme dan, dengan demikian, pembiayaan terorisme," tambahnya kepada South China Morning Post.
Baca Juga: Iran menyerang AS, begini cuplikan reaksi negara-negara dunia
Penuntutan menghasilkan bukti dalam bentuk catatan transfer Western Union, dengan tulisan tangan dan tanda tangan Imran, serta beberapa pernyataan yang diambil dari Imran oleh Departemen Urusan Komersial.
Imran mengatakan kepada pengadilan bahwa mereka dibawa secara sukarela dan dia tidak menantang mereka. Ketika ditanya apakah dia ingin bersaksi dalam pembelaannya, dia menjawab bahwa dia "tidak memiliki apa-apa untuk dikatakan", mengulangi bahwa dia "melakukan transfer dan melakukannya untuk keuntungan Negara Islam".
Dalam pernyataan penutupnya, ia berpendapat bahwa ia mentransfer "jumlah yang cukup kecil" dan memberikan alasan lain dalam melakukan itu, yakni untuk melakukan aksi protes atas "partisipasi Singapura dalam perang melawan Isis".