Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
6. Norwegia
Sejak penemuan cadangan lepas pantai yang besar pada akhir 1960-an, mesin ekonomi Norwegia telah digerakkan oleh minyak. Sebagai salah satu penghasil minyak bumi terbesar di Eropa Barat, negara ini telah diuntungkan selama beberapa dekade dari kenaikan harga.
Tetapi tidak lagi setelah harga anjlok ditambah pandemi global terjadi, membuat ekonomi terjun bebas. Saat ini, perekonomian yang bergantung pada ekspor ini menghadapi resesi pertamanya sejak krisis keuangan global.
Apakah ini berarti bahwa kekayaannya akan berkurang secara signifikan? Sepertinya tidak. Pada Juni, hanya beberapa minggu setelah memangkas suku bunga menjadi nol, gubernur bank sentral negara tersebut mengatakan dia terkejut dengan kecepatan dan kekuatan rebound ekonomi dalam produktivitas.
Baca juga: Erick Thohir: Merger bank syariah agar RI bisa jadi pusat ekonomi syariah
7. Uni Emirat Arab
Pertanian, perikanan, dan mutiara perdagangan, dahulunya adalah andalan ekonomi negara ini. Kemudian minyak ditemukan pada 1950-an dan membuat segalanya berubah dan menjadikan Uni Emirat Arab negara terkaya di dunia yang ketujuh.
Saat ini, penduduknya yang sangat kosmopolitan menikmati kekayaan yang melimpah dan arsitektur Islam tradisional bercampur dengan pusat perbelanjaan mewah. Dan, pekerja datang dari seluruh dunia terpikat oleh gaji bebas pajak sambil menikmati terik matahari sepanjang tahun karena hanya sekitar 20 persen penduduk yang tinggal di negara itu yang sebenarnya lahir secara lokal.
Ekonomi Uni Emirat Arab juga semakin terdiversifikasi. Di luar sektor hidrokarbon yang secara tradisional dominan, terdapat sektor lain seperti perdagangan dan keuangan, serta konstruksi dan pariwisata, yang merupakan industri utama.
8. Kuwait
Gurun Arab yang datar menutupi sebagian besar wilayah Kuwait. Baru pada 1938, minyak ditemukan di bawah pasirnya. Dengan cadangan minyak yang banyak, Kuwait memiliki lebih dari 6 persen dari total cadangan dunia.
Industri minyak saat ini menyumbang sekitar 40 persen dari PDB negara dan lebih dari 90 persen ekspornya. Minyak juga menjadikan Kuwait sebagai negara terkaya didunia urutan delapan.
Dengan populasi sekitar 4,1 juta yang hampir seluruhnya terkonsentrasi di daerah perkotaan, negara kecil di tepi utara Teluk Persia ini adalah salah satu negara Timur Tengah yang paling maju dan demokratis.
Namun, sejarah penurunan harga minyak yang tercatat dalam beberapa tahun terakhir dirasa mulai mengkhawatirkan. Pada 2015, pemerintah mengumumkan defisit anggaran pertama dalam lebih dari satu dekade dengan beberapa lainnya menyusul setelah itu.
9. Swiss
Negara ke-9 yang menduduki jajaran negara terkaya di dunia yakni negara yang terkenal dengan cokelat putihnya, Swiss. Namun saat ini, negara berpenduduk 8,6 juta ini "berutang banyak" pada layanan perbankan, asuransi dan pariwisata. Selain itu, juga pada sektor ekspor seperti produk farmasi, permata dan logam mulia, instrumen dan mesin presisi (dari jam tangan, hingga peralatan medis dan komputer).
Apakah sungguh mengherankan bahwa Swiss memiliki kepadatan jutawan tertinggi di dunia? Pasalnya, untuk setiap 100.000 penduduk, ada 9.428 dari mereka (termasuk miliarder), 11,8 persen dari total mengingat hanya populasi orang dewasa.
Muncul pertanyaan, Indonesia urutan ke berapa negara terkaya di dunia 2020? Berdasarkan data, Indonesia berhasil masuk dalam 100 besar yakni nomor urut 98 dengan PDB-PPP sebesar 13.998 dollar AS atau setara dengan Rp 195 juta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "9 Negara Terkaya di Dunia 2020, Indonesia Nomor Berapa?",
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto