kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah potret Li Ka-shing, orang terkaya se-Asia


Kamis, 08 Maret 2012 / 13:07 WIB
Inilah potret Li Ka-shing, orang terkaya se-Asia
ILUSTRASI. Warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta, Kamis (18/7/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.


Reporter: Asnil Bambani Amri, Forbes | Editor: Asnil Amri

NEW YORK. Seperti tahun terdahulu, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya se-Asia. Untuk tahun ini, Forbes menobatkan Li Ka-shing, pengusaha asal Hong Kong menjadi sosok paling kaya di ranah Asia.

Walaupun tak pernah duduk di bangku kuliah, Li Ka-shing membuktikan dirinya mampu berkompetisi dengan pengusaha lainnya. Duda berusia 83 tahun ini, kini menjabat sebagai Direktur Utama Hutchison Whampoa Limited, dengan total kekayaan US$ 25,5 miliar.

Sebelumnya, Li Ka-shing pernah bertengger sebagai 10 besar orang terkaya Asia tahun 2007, setelah itu namanya meredup dan tersingkir dalam daftar. Akan tetapi tahun ini, nama Li kembali mencuat dengan catatan bisnis yang mengejutkan.

Saat ini, Li Ka-shing memiliki 270.000 orang tenaga kerja di seluruh dunia yang tersebar di 53 negara. Menurut Forbes, reputasi Li Ka-shing sudah tak bisa diragukan lagi di Hong Kong. Sebab, pria yang memiliki dua anak itu memiliki satu proyek hunian dari tujuh proyek hunian yang ada di Hong Kong.

Tak hanya itu, bisnis Hutchison Port ­Holdings menangani 13% dari lalu lintas kontainer di seluruh dunia. Belum cukup sampai disana, Li Ka-shing sukses mengakuisisi Northumbrian Water, perusahaan pemasok air bersih untuk 4,5 juta orang di Inggris.

Sementara investasi Li lainnya ada di perusahaan teknologi seperti Facebook dan Spotify. "Seseorang yang berinvestasi di bidang teknologi akan merasa lebih muda," kata Li yang sudah berusia gaek tersebut.

Berhenti sekolah di usia 12 tahun

Selain berbisnis, ia juga dikenal sebagai seseorang yang murah hati, karena yayasannya menyumbangkan lebih dari US$ 1,6 miliar. Gelontoran uang itu untuk kebutuhan organisasi pendidikan dan juga penelitian medis.

Dalam membangun gurita bisnisnya, Li ternyata tidak mengandalkan ijazah dari perguruan tinggi ternama. Bahkan, Li sejak usia 12 tahun sudah berhenti sekolah demi membantu ekonomi orang tuanya.

Satu dekade setelah merintis usaha keluarganya, Li kemudian memulai bisnis baru dengan sendiri memproduksi mainan hingga bunga plastik. Hingga kini, bisnis mainan itu sukses mengantarkannya menjadi orang terkaya se-Asia.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×