Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Hendra Gunawan
WASHINGTON. Rajiv Louis, Managing Director Carlyle Group LP dipecat dari jabatannya, karena tersangkut kasus insider trading atau aktivitas perdagangan saham dengan melibatkan informasi dari orang dalam. Louis terlibat insider trading kala bertransaksi saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada sekitar tahun 2012 silam.
Sumber Bloomberg yang mengetahui masalah ini, Rabu (14/10), bilang, otoritas pasar modal di Singapura atau Monetary Authority of Singapore (MAS) telah menyelidiki kasus tersebut. MAS telah menjatuhkan denda. Louis sendiri bersedia membayar denda sejumlah Sin$ 434.912 atau setara US$ 314.288 yang diputuskan otoritas Singapura tanpa melalui proses persidangan dan putusan pengadilan.
Aksi insider trading dilakukan Louis pada Maret 2012, kala dirinya menjabat sebagai Kepala UBS Indonesia. Louis telah memanfaatkan informasi rencana pembelian saham Bank Danamon oleh DBS Group Holdings Ltd, dengan membeli saham BDMN lewat rekening istrinya di Singapura.
Seperti diwartakan Reuters, Louis telah memborong satu juta saham BDMN kala itu. Pengumuman resmi DBS atas rencana akuisisi saham BDMN pun baru terlaksana pada April 2012, atau sebulan setelah Louis melancarkan aksinya. Akibat tindakan curang itu, Louis memperoleh keuntungan sebesar Sin$ 173.965.
Namun apes, DBS akhirnya membatalkan rencana akuisisi tersebut. Melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia akhir Juli 2013, manajemen Bank Danamon menyatakan telah menerima surat dari induknya, Fullerton Financial Holding Pte Ltd yang menyatakan DBS tidak melanjutkan rencana akuisisi.
Carlyle kecolongan
Sementara itu, konfirmasi terhadap Louis oleh tidak berbalas. Louis tercatat telah bekerja di UBS selama lebih dari 10 tahun. Sebelumnya, eksekutif ini pernah bergabung bersama Salomon Smith Narney. Schroders Plc, dan Goldman Sachs Group Inc. Pria ini merupakan lulusan University of California.
Sejak tahun 2013, Louis bergabung bersama Carlyle Group LP dan dipercaya untuk memimpin di kawasan Asia. Carlyle sendiri menyatakan tidak mengetahui ada penyelidikan tersebut. Namun, Chris Ullman, Jurubicara Carlyle menolak mengomentari kasus ini lebih lanjut.
Carlyle merupakan perusahaan investasi yang memiliki dana kelolaan US$ 139 miliar. Aset perusahaan tersebar dalam berbagai bentuk, semisal private equity holdings, real estate, credit assets dan hedge funds.