Reporter: Marantina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Untuk bertahan di tengah tantangan dalam bisnis teknologi, Intel tengah melakukan restrukturisasi. Sebagai upaya untuk menekan beban perusahaan, Intel melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12.000 orang karyawan atau sekitar 11% dari total karyawannya.
Hal itu disampaikan CEO Intel, Brian Krzanich pada Business Insider pada Rabu (20/4). Menurut Krzanich, bisnis komputer pribadi atau PC yang kini tengah jatuh membuat Intel harus melakukan perubahan dengan cepat guna tetap bertahan. Untuk membayar kompensasi, Intel harus merogoh kocek sebesar US$ 1,2 miliar.
"Selama ini, Intel dikenal sebagai perusahaan PC. Kini, kami akan fokus pada pengembangan cloud dan semua perangkat yang terhubung dengan cloud, termasuk PC," ungkap Krzanich seperti dikutip dari Business Insider.
Krzanich mengungkapkan, sebagai hasil dari restrukturisasi ini, Intel dapat menekan beban mencapai US$ 1,4 miliar per tahun pada pertengahan 2017. “Tahun depan, kami akan mewujudkan pendapatan tertinggi per karyawan dalam sejarah Intel,” ucap Krzanich.
Menurut Krzanich, restrukturisasi memberikan fleksibilitas bagi Intel untuk berinvestasi di area bisnis yang lebih menjanjikan dibandingkan pasar PC yang stagnan. Contohnya penjualan laptop-tablet hybrid 2 in 1 dan permainan PC yang tumbuh lebih dari 10 persen per tahun. Selain itu, home getaway juga mengalami pertumbuhan signifikan.
Di samping itu, Krzanich pun menyatakan Intel akan berinvestasi di area di luar PC, namun sangat berperan bagi kesuksesan Intel, antara lain data center, bisnis terkait internet yang tumbuh 22 persen tiap tahun, memori, dan konektivitas.