kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Interpol: Senjata Ilegal Akan Menjamur Setelah Perang Ukraina Berakhir


Kamis, 02 Juni 2022 / 13:03 WIB
Interpol: Senjata Ilegal Akan Menjamur Setelah Perang Ukraina Berakhir
ILUSTRASI. Seorang praujurit membawa senapan mesin di parit dalam keadaan siaga di garis depan dekat desa Travneve, wilayah Donetsk, Ukraina, Senin (21/2/2022). REUTERS/Gleb Garanich


Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - PARIS. Sekjen Interpol Juergen Stock pada hari Rabu (1/6) memperingatkan bahwa ada banyak senjata yang dikirim ke Ukraina pada akhirnya berakhir di tangan kriminal. Atas dasar itu, Interpol mendesak semua negara untuk melakukan pelacakan senjata dengan benar.

Stock melihat akan ada banyak kelompok kriminal di berbagai belahan dunia, terutama di Eropa dan sekitarnya, akan memanfaatkan perang di Ukraina untuk menumpuk senjata dan menjualnya kembali secara ilegal.

"Ketersediaan senjata yang tinggi selama konflik akan mengakibatkan menjamurnya senjata ilegal di masa pasca konflik," kata Stock, seperti dikutip The Straits Times.

Berbicara di hadapan Anglo-American Press Association di Paris, Stock meyakini bahwa aktivitas kriminal seperti itu bahkan sudah berlangsung saat ini. 

Baca Juga: Peminat Latihan Menembak di Taiwan Meningkat di Tengah Kekhawatiran Invasi

"Bahkan senjata yang digunakan militer, seperti senjata berat, akan tersedia di pasar kriminal," lanjut Stock.

Stock kini mendesak negara-negara yang berafiliasi dengan Interpol untuk membuka basis data tentang peredaran senjata yang mereka edarkan. Data tersebut juga diharapkan bisa dibagikan agar semua anggota bisa melakukan kontrol secara kolektif.

Lebih lanjut, Stock menjelaskan bahwa perang di Ukraina juga telah mendorong lonjakan pencurian pupuk skala besar dan peningkatan bahan kimia pertanian palsu.

Baca Juga: Setelah Roket Jarak Menengah, AS Kini Berencana Mengirim Drone Tempur ke Ukraina

Kedua komoditas yang harganya meningkat di masa perang itu juga dimanfaatkan kelompok kriminal di pasar gelap.

"Kriminal yang saya bicarakan ini beroperasi secara global, senjata-senjata ini akan dipertukarkan lintas benua," pungkas Stock.

Negara-negara Barat jelas telah mengirim berton-ton perlengkapan militer ke Ukraina untuk membantu negara tersebut menahan invasi Rusia. Awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden bahkan menjanjikan pengiriman sistem roket beserta amunisinya ke Ukraina menyusul ribuan senapan serbu dan roket anti-tank yang telah dikirim sebelumnya.




TERBARU

[X]
×