Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Invasi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina yang tak kunjung berakhir telah membuat harga komoditas pun terus mengalami peningkatan yang akhirnya mengguncang pasar global.
Mengutip Bloomberg (4/3). Harga dari minyak mentah hingga aluminium dan gandum melonjak, karena bahan mentah mengalami lonjakan mingguan paling menakjubkan sejak 1974 dan hari-hari krisis minyak. Sekadar informasi, Rusia adalah pemasok utama minyak mentah, gas alam, biji-bijian, pupuk dan logam seperti aluminium, tembaga dan nikel.
Pedagang, bank, dan pemilik kapal semakin menghindari bisnis dengan Rusia karena kesulitan mengamankan pembayaran, sementara jalur pelayaran membatalkan atau tidak menerima pemesanan dari wilayah tersebut.
Baca Juga: Putin Bersikeras, Operasi Militer Rusia di Ukraina Berjalan Sesuai Rencana
Minyak West Texas Intermediate melonjak hampir 5% karena para pedagang menilai tingkat keparahan serangan pembangkit nuklir UKraina yang dilakukan Rusia pada Jumat pagi. Harga pun naik 20% minggu ini karena pembeli global menghindari minyak mentah dan bahan bakar Rusia, memicu perlombaan untuk pasokan alternatif.
Sementara itu, JPMorgan Chase & Co mengatakan patokan global minyak mentah Brent bisa mengakhiri tahun di US$ 185 per barel jika pasokan Rusia terus terganggu. Harga berada di sekitar US$ 112 per barrel pada hari Jumat. “Saat ini, 66% minyak Rusia sedang berjuang untuk menemukan pembeli,” kata analis JP Morgan termasuk Natasha Kaneva dalam catatannya.
Dalam jangka pendek, analis menilai skala guncangan pasokan begitu besar sehingga harga minyak perlu mencapai dan bertahan di US$ 120 per barel selama berbulan-bulan untuk mendorong penghancuran permintaan, dengan asumsi tidak akan ada pengembalian segera barel minyak mentah Iran.