kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Invasi Rusia ke Ukraina Tak Kunjung Berakhir, Harga Komoditas Melambung Tinggi


Jumat, 04 Maret 2022 / 15:13 WIB
Invasi Rusia ke Ukraina Tak Kunjung Berakhir, Harga Komoditas Melambung Tinggi
ILUSTRASI. Minyak bumi. REUTERS/Jonathan Alcorn


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo

Tak hanya minyak, gandum pun melonjak ke level tertinggi sejak 2008 di tengah kekhawatiran yang mendalam akan kekurangan global karena perang Ukraina memotong sekitar seperempat dari ekspor dunia bahan pokok yang digunakan dalam segala hal mulai dari roti hingga kue dan mie. Harganya melonjak oleh batas pertukaran di Chicago, naik 6,6% menjadi US$ 12,09 per gantang.

Logam dasar juga menguat lebih lanjut setelah LMEX Metals Index, yang melacak enam kontrak utama, melonjak ke rekor pada hari Kamis. Melonjaknya harga energi telah menambah momentum dengan mendorong naiknya biaya. 

Aluminium, salah satu logam yang paling haus energi, naik sebanyak 3,6% menjadi US$ 3.850 per ton di London Metal Exchange dan merupakan rekor baru. Selain itu, Tembaga juga mendekati tertinggi sepanjang masa.

Baca Juga: Bantuan Darurat Bank Dunia ke Ukraina Disebut Bertambah, Mencapai €460 Juta

Di komoditas lain, gas berjangka AS naik sebanyak 4,3% menuju kenaikan mingguan ketiga, didukung oleh permintaan Eropa untuk kargo gas alam cair Amerika. Bijih besi berjangka di Singapura ditetapkan untuk kenaikan 15% minggu ini, terbesar dalam lebih dari tiga bulan, di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan permintaan dari ekonomi China.

Harga komoditas yang lebih tinggi berpotensi menjadi penghambat pertumbuhan dan memicu inflasi, menciptakan dilema bagi para gubernur bank sentral di seluruh dunia karena mereka mempertimbangkan kebutuhan untuk meningkatkan biaya pinjaman terhadap risiko terhambatnya pertumbuhan ekonomi. 



TERBARU

[X]
×