kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Langsung Real Estat Komersial Asia Pasifik Capai US$ 129 Miliar pada 2022


Rabu, 15 Februari 2023 / 22:30 WIB
Investasi Langsung Real Estat Komersial Asia Pasifik Capai US$ 129 Miliar pada 2022


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi real estat komersial di Asia Pasifik turun sebesar 27% secara tahunan (YoY) di tengah siklus suku bunga yang mengetat dan ketidakpastian ekonomi global. Menurut data dan analisis dari konsultan real estat global JLL (NYSE: JLL), investasi langsung di sektor real estat komersial Asia Pasifik mencapai US$ 129 miliar pada 2022.

Aktivitas investasi di kuartal IV mengalami penurunan sebesar 41% di seluruh Asia Pasifik. Namun, pergerakan modal sebesar US$ 30,7 miliar pada periode Oktober-Desember menunjukkan kenaikan sebesar 12% secara kuartalan (QoQ), memperkuat keyakinan bahwa perlambatan akan mereda pada 2023.

CEO Capital Markets JLL Asia Pasifik Stuart Crow memaparkan, investor mengatur ulang strategi penanaman modal jangka pendek pada tahun 2022 dengan tetap berkomitmen pada prospek jangka panjang pasar real estat Asia Pasifik. Menurutnya, penentuan harga akan terus menjadi prioritas bagi investor di tahun 2023 dan akan memengaruhi strategi penanaman modal di paruh pertama tahun ini seiring semakin ketatnya perbedaan harga penjualan dan pembelian (bid-ask).

"Kabar baiknya, faktor-faktor termasuk pembukaan kembali China, pemulihan di Jepang, dan keyakinan bahwa Asia Pasifik akan menjadi kawasan yang paling tidak terdampak oleh perlambatan ekonomi global menjadi pertanda baik untuk dimulainya kembali aktivitas investasi di paruh kedua tahun ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (15/2).

Baca Juga: India Diprediksi Jadi Negara Terpadat di Dunia dalam Dua Bulan

Singapura muncul sebagai pasar dengan kinerja terbaik di kawasan ini pada tahun 2022 dengan kenaikan total nilai investasi real estat komersial sebesar 53% YoY. Singapura berhasil menarik investasi langsung senilai US$ 14,2 miliar, yang didukung oleh kuatnya aktivitas pasar pada semester pertama dan transaksi portofolio ritel yang cukup besar di bulan Desember.

Sementara itu, daya tarik Hong Kong meningkat pasca melonggarnya pembatasan Covid-19. Meskipun dengan nilai investasi setahun penuh sebesar US$ 7,7 miliar, total nilai investasi pada tahun lalu menurun sebesar 24% YoY.

Korea Selatan adalah pasar investasi paling aktif di 2022 dengan transaksi mencapai US$ 26,2 miliar, meskipun telah mengalami penurunan 11% YoY. Di lain sisi, China, didorong oleh peningkatan aktivitas di kuartal IV, menarik investasi sebesar US$ 24,8 miliar atau turun 37% YoY.

Kelanjutan rebound di kuartal IV meningkatkan volume investasi di Jepang menjadi US$ 24,7 miliar, turun 40% dari tahun 2021. Australia, bergulat dengan ketidaksinambungan antara ekspektasi pembeli dan penjual, mencatatkan penurunan investasi sebesar 38% YoY menjadi US$ 20,9 miliar.

Sektor perhotelan merupakan kelas aset dengan kinerja terbaik di Asia Pasifik pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Didukung oleh dimulainya kembali perjalanan bisnis dan pariwisata, modal yang mengalir ke sektor ini mencapai US$ 10,1 miliar atau naik 7% YoY.

Baca Juga: Penyalahgunaan Pinjaman Murah China Menghambat Upaya Xi Jinping Dongkrak Konsumsi

Perkantoran tetap menjadi kelas aset yang paling banyak diperdagangkan di kawasan ini, menarik investasi sebesar US$ 60,5 miliar, meskipun turun 18,7% YoY seiring kian selektifnya investor dalam memilih aset primer dan sekunder. Transaksi logistik dan industri turun 46% YoY dengan arus modal sebesar $25,9 miliar. Volume investasi real estat ritel di kawasan ini mencapai US$ 23 miliar pada 2022, atau turun sebesar 39% YoY.

Head of Investor Intelligence JLL Asia Pacific Pamela Ambler menambahkan, sinyal pemulihan di kuartal IV menunjukkan optimisme di tengah pasar investasi yang menantang di 2022 dan mengakhiri penurunan sepanjang tahun. 

"Kami mengharapkan titik terang pada fundamental yang kuat di sejumlah pasar perkantoran, ritel bernilai tambah, dan pembelian berulang dan berkesempatan di pasar yang lebih mapan di kawasan ini untuk membantu mendorong aliran transaksi pada 2023,” imbuhnya.




TERBARU

[X]
×