Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
Seorang sumber militer Ukraina mengatakan kepada Reuters bahwa Kiev tidak mencatat penggunaan rudal balistik Iran oleh pasukan Rusia dalam konflik.
Hanya saja Kementerian pertahanan Ukraina tidak segera menjawab permintaan komentar dari Reuters.
Setelah publikasi berita ini, seorang juru bicara Angkatan Udara Ukraina kepada televisi nasional mengatakan, bahwa mereka tidak memiliki informasi resmi tentang Rusia mendapatkan rudal Iran tersebut.
Namun, dia mengatakan bahwa rudal balistik Iran tersebut tentu akan menjadi ancaman serius bagi kemanan Ukraina.
Baca Juga: Kim Jong Un ke Rusia, Korea Utara Luncurkan Dua Rudal Balistik ke Laut
Mantan menteri pertahanan Ukraina Andriy Zagorodnyuk mengatakan bahwa Rusia ingin melengkapi gudang rudalnya pada saat keterlambatan persetujuan paket bantuan militer besar-besaran dari AS di Kongres. Sebab hal ini telah membuat Ukraina kekurangan amunisi dan bahan persenjataan perang lainnya.
"Ketidakmampuan dukungan AS berarti kekurangan pertahanan udara berbasis darat di Ukraina. Jadi mereka ingin mengumpulkan massa roket dan menembus pertahanan udara Ukraina," kata Zagorodnyuk, yang memimpin Centre for Defence Strategies berbasis di Kyiv, sebuah lembaga pemikiran keamanan, dan memberi nasihat kepada pemerintah.
Ukraina telah berulang kali meminta agar Tehran untuk menghentikan pasokan drone Shahed ke Rusia. Sebab drone Iran tersebut yang telah menjadi bagian dari serangan jarak jauh Moskow terhadap kota-kota dan infrastruktur Ukraina, bersama dengan berbagai rudal.
Angkatan Udara Ukraina mengatakan pada bulan Desember bahwa Rusia telah meluncurkan tak kurang dari 3.700 drone Shahed selama perang. Serangan drone tersebut dapat terbang ratusan kilometer dan meledak saat terjadi benturan.
Baca Juga: Prancis Uji Coba Rudal Balistik Jarak Jauh M51.3, Ini Tujuannya
Orang-orang Ukraina menyebut mereka "moped" karena suara mesinnya yang khas; pertahanan udara menembak jatuh puluhan dari mereka setiap minggu.
Iran awalnya membantah menyediakan drone ke Rusia. Tetapi beberapa bulan kemudian mengatakan telah menyediakan sejumlah kecil sebelum Moskow meluncurkan perang terhadap Ukraina pada tahun 2022.
"Mereka yang menuduh Iran menyediakan senjata kepada salah satu pihak dalam perang Ukraina melakukannya untuk tujuan politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada hari Senin, ketika ditanya tentang pengiriman drone Tehran ke Rusia.
"Iran tidak memberikan drone kepada Rusia untuk berpartisipasi dalam perang dengan Ukraina." katanya.
Rob Lee, seorang senior fellow di Foreign Policy Research Institute, sebuah lembaga pemikiran berbasis di Philadelphia, mengatakan pasokan rudal Fateh-100 dan Zolfaghar dari Iran akan memberikan Rusia keunggulan lebih besar di medan perang.
"Mereka dapat digunakan untuk menyerang target militer pada kedalaman operasional, dan rudal balistik lebih sulit bagi pertahanan udara Ukraina untuk dicegat," kata Lee.
SELANJUTNYA>>>