Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Iran kembali menegaskan janjinya untuk menghukum Israel dalam upacara pemakaman tujuh petugas yang tewas dalam serangan udara di Suriah. Pada hari Jumat, demonstran berkumpul membawa gambar para korban dan spanduk dengan slogan anti-Israel dan anti-Amerika.
Para korban termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi, seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), yang tewas dalam serangan tersebut.
Mayor Jenderal Hossein Salami, panglima IRGC, menyatakan bahwa tidak akan ada tindakan musuh terhadap Iran yang tidak akan dijawab, sementara mantan komandan Garda Nasional Mohsen Rezaei menegaskan bahwa keputusan untuk melakukan pembalasan terhadap Israel telah dibuat.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil, Didukung oleh Kekhawatiran Menipisnya Pasokan
Pemakaman tersebut diadakan pada Hari Quds (Yerusalem) tahunan, di mana Iran menggelar demonstrasi besar-besaran pro-Palestina dan anti-Israel di seluruh negeri. Pemimpin kelompok militan Palestina Jihad Islam, Ziad al-Nakhala, juga ikut serta dalam demonstrasi di Teheran.
Serangan udara ini merupakan yang paling berani dan mematikan dalam serangkaian serangan terhadap pejabat Iran di Suriah sejak bulan Desember. Iran memperingatkan akan adanya pembalasan keras, meningkatkan potensi konflik yang lebih luas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan merugikan siapapun yang mencoba merugikan mereka.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Kamis (4/4), Brent ke US$89,39 dan WTI US$85,45
Di Teheran, peti mati dua perwira Iran dipajang sambil orang-orang berkabung dan mengibarkan bendera Palestina. Ketujuh petugas tersebut diperkirakan akan dimakamkan pada Jumat malam.
Demonstrasi Hari Yerusalem di Iran diadakan setiap tahun pada hari Jumat terakhir bulan puasa Ramadan untuk mendukung warga Palestina dan klaim atas Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan Palestina.