Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Insiden di fasilitas Natanz terjadi di tengah upaya Teheran dan Washington untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan negara-negara besar, setelah mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkannya tiga tahun lalu.
Trump menerapkan kembali sanksi yang telah dicabut terhadap Republik Islam berdasarkan kesepakatan tersebut, dan menjatuhkan lebih banyak lagi sanksi.
Di Washington, Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri tidak berkomentar atas laporan serangan itu.
"Tindakan yang diambil terhadap situs Natanz menunjukkan kegagalan oposisi terhadap kemajuan industri dan politik Iran untuk mencegah perkembangan signifikan industri nuklir Iran," kata Salehi.
"Untuk menggagalkan tujuan mereka yang memerintahkan aksi teroris ini ... Iran akan terus meningkatkan teknologi nuklirnya di satu sisi dan mencabut sanksi AS yang menindas di sisi lain," katanya seperti yang dilansir Reuters.