Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIRUT/JERUSALEM. Serangan udara Israel di wilayah selatan Beirut pada Jumat (20/9) menewaskan Ibrahim Aqil, seorang komandan senior Hezbollah, menurut dua sumber keamanan di Lebanon.
Serangan ini menandai eskalasi tinggi dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan kelompok yang didukung Iran tersebut.
Aqil, yang menjabat sebagai komandan operasi dan anggota badan militer tertinggi Hezbollah, tewas bersama anggota Unit Radwan, pasukan elit Hezbollah, saat mereka sedang mengadakan pertemuan, ungkap salah satu sumber keamanan.
Baca Juga: Militer Israel Lakukan Serangan ke Beirut Lebanon
Sumber yang sama juga menyebut bahwa serangan ini menewaskan delapan orang dan melukai 59 lainnya, menurut laporan awal dari Kementerian Kesehatan Lebanon.
Serangan ini memberikan pukulan serius bagi Hezbollah setelah serangan besar sebelumnya yang diduga dilakukan oleh Israel.
Serangan tersebut melibatkan ledakan alat komunikasi milik anggota Hezbollah, yang menewaskan 37 orang dan melukai ribuan lainnya. Meskipun Israel belum mengonfirmasi keterlibatannya, banyak pihak yang meyakini bahwa negara tersebut bertanggung jawab.
Tim penyelamat Lebanon dari pertahanan sipil dilaporkan sedang mencari korban di bawah reruntuhan dua bangunan yang hancur akibat serangan ini.
Militer Israel menyatakan telah melakukan "serangan terarah" di Beirut namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga: Ledakan Pager Mematikan di Lebanon Bikin Taiwan Ikut Terseret ke Politik Timur Tengah
Ini adalah serangan kedua dalam kurang dari dua bulan di mana Israel menargetkan komandan militer senior Hezbollah di Beirut. Pada Juli lalu, serangan udara Israel menewaskan Fuad Shukr, komandan militer tertinggi Hezbollah.
Ibrahim Aqil dikenal sebagai sosok yang memiliki imbalan sebesar US$7 juta atas kepalanya dari Amerika Serikat (AS), karena keterlibatannya dalam pengeboman pasukan Marinir AS di Lebanon pada tahun 1983, menurut keterangan di situs web Departemen Luar Negeri AS.