Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Israel mengebom dua sekolah milik PBB yang berdiri di Gaza pada hari Minggu (4/8). Sedikitnya 30 orang terbunuh dalam insiden itu, dengan 80% di antaranya adalah anak-anak.
Melansir Al Jazeera, serangan hari Minggu menghancurkan sekolah Hassan Salama dan Al-Nasr. Kedua sekolah itu juga telah digunakan sebagai tempat perlindungan bagi pengungsi Palestina.
Al Jazeera mengabarkan bahwa militer Israel tidak memberikan peringatan sebelumnya kepada orang-orang yang berada di dalam pusat perlindungan tersebut.
Serangan lain juga menghancurkan sekolah Hamama di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, yang juga menampung pengungsi Israel. Sedikitnya 15 orang terbunuh dalam serangan itu.
Baca Juga: Haniyeh Tewas, AS akan Kirim Lebih Banyak Kapal Perang dan Jet Tempur ke Timur Tengah
Kelompok Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan saat ini sudah tidak ada tempat yang aman di Gaza, karena sekolah bagi anak-anak pun telah menjadi sasaran militer.
"Kedua sekolah ini menampung warga sipil yang terpaksa mengungsi beberapa kali, dan sekarang bahkan mereka terpaksa mengungsi lagi setelah serangan ini. Israel secara sistematis menargetkan warga sipil," kata Nebal Farsakh dari PRCS.
Seperti biasa, militer Israel mengklaim bahwa sekolah-sekolah tersebut telah digunakan Hamas untuk bersembunyi. Pernyataan itu tentu saja keluar tanpa bukti.
"Sekolah-sekolah tersebut digunakan oleh Batalyon Al Furqan Hamas sebagai tempat persembunyian para teroris dan sebagai pusat komando yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan serangan," kata militer Israel.
Baca Juga: Pembunuhan Pemimpin Hamas Picu Ketegangan Antara Biden dan Netanyahu
Militer Israel mengeluarkan perintah baru bagi warga Palestina untuk meninggalkan bagian selatan dan tenggara Khan Younis di Gaza.
Pengumuman yang keluar hari Minggu itu mempengaruhi lingkungan Jurat al-Lot, al-Manara, Maan, Kizan, Kizan Abu Rashuan, al-Najjar, as-Salam, dan al-Hashash.
Laporan PBB awal bulan Agustus ini menunjukkan ada lebih dari 86% wilayah Gaza yang telah terkena dampak perintah evakuasi Israel.
Sebagian besar penduduk Palestina diperintahkan untuk tinggal di zona aman dengan area yang sempit. Sayangnya, serangan militer juga tetap terjadi di zona aman tersebut.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 39.583 warga Palestina telah terbunuh sejak Israel melancarkan serangannya di Gaza pada bulan Oktober 2023.