kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Israel Perintahkan Warga Palestina untuk Segera Tinggalkan Rafah


Senin, 06 Mei 2024 / 13:44 WIB
Israel Perintahkan Warga Palestina untuk Segera Tinggalkan Rafah
ILUSTRASI. Seorang anak Palestina melihat lokasi serangan Israel di sebuah rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024.


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Militer Israel pada hari Senin (6/5) meminta seluruh warga Palestina untuk segera meninggalkan Rafah. Perintah ini keluar diduga sebagai persiapan menuju invasi darat yang telah lama disiapkan.

Melansir AP News, juru bicara militer Israel Letkol Nadav Shoshani mengatakan, sekitar 100.000 orang diperintahkan untuk pindah ke zona aman terdekat yang diakui Israel, yaitu Muwasi.

Tanpa menyebutkan adanya invasi darat, Shoshani mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan operasi terbatas.

Langkah ini dilakukan sehari setelah militan Hamas melancarkan serangan roket mematikan dari daerah tersebut yang menewaskan tiga tentara Israel.

"Israel telah menerbitkan peta daerah evakuasi, dan perintah tersebut dikeluarkan melalui selebaran yang dijatuhkan dari langit, pesan teks, dan siaran radio. Israel telah memperluas bantuan kemanusiaan ke Muwasi, termasuk rumah sakit lapangan, tenda, makanan dan air," kata Shoshani.

Baca Juga: Netanyahu Enggan Akhiri Perang Sekarang, Tak Ingin Hamas Terus Berkuasa

Serangan Israel ke Rafah

Rencana Israel untuk menyerang Rafah telah menimbulkan kekhawatiran global, karena wilayah itu dihuni oleh lebihd ari satu juta warga sipil yang mencari perlindungan.

Sementara itu, Israel menggambarkan Rafah sebagai benteng terakhir Hamas setelah perang di Gaza berlangsung selama tujuh bulan. 

Para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, berulang kali mengatakan mereka perlu melakukan invasi darat untuk mengalahkan kelompok militan tersebut.

Saat ini sekitar 1,4 juta warga Palestina tinggal di Rafah dan sekitarnya. Jumlah itu  lebih dari separuh populasi Gaza.

Sebagian besar dari mereka lari ke Rafah karena selama beberapa bulan memang menjadi tempat paling aman dan terdekat dari akses bantuan kemanusiaan.

Para pengungsi Gaza tinggal di tenda-tenda yang padat serta tempat penampungan PBB dan bergantung pada bantuan internasional untuk makanan. Mereka hidup di tengah sistem sanitasi dan infrastruktur fasilitas medis yang lumpuh.



TERBARU

[X]
×