Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Israel pada hari Senin (6/5) meminta seluruh warga Palestina untuk segera meninggalkan Rafah. Perintah ini keluar diduga sebagai persiapan menuju invasi darat yang telah lama disiapkan.
Melansir AP News, juru bicara militer Israel Letkol Nadav Shoshani mengatakan, sekitar 100.000 orang diperintahkan untuk pindah ke zona aman terdekat yang diakui Israel, yaitu Muwasi.
Tanpa menyebutkan adanya invasi darat, Shoshani mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan operasi terbatas.
Langkah ini dilakukan sehari setelah militan Hamas melancarkan serangan roket mematikan dari daerah tersebut yang menewaskan tiga tentara Israel.
"Israel telah menerbitkan peta daerah evakuasi, dan perintah tersebut dikeluarkan melalui selebaran yang dijatuhkan dari langit, pesan teks, dan siaran radio. Israel telah memperluas bantuan kemanusiaan ke Muwasi, termasuk rumah sakit lapangan, tenda, makanan dan air," kata Shoshani.
Baca Juga: Netanyahu Enggan Akhiri Perang Sekarang, Tak Ingin Hamas Terus Berkuasa
Serangan Israel ke Rafah
Rencana Israel untuk menyerang Rafah telah menimbulkan kekhawatiran global, karena wilayah itu dihuni oleh lebihd ari satu juta warga sipil yang mencari perlindungan.
Sementara itu, Israel menggambarkan Rafah sebagai benteng terakhir Hamas setelah perang di Gaza berlangsung selama tujuh bulan.
Para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, berulang kali mengatakan mereka perlu melakukan invasi darat untuk mengalahkan kelompok militan tersebut.
Saat ini sekitar 1,4 juta warga Palestina tinggal di Rafah dan sekitarnya. Jumlah itu lebih dari separuh populasi Gaza.
Sebagian besar dari mereka lari ke Rafah karena selama beberapa bulan memang menjadi tempat paling aman dan terdekat dari akses bantuan kemanusiaan.
Para pengungsi Gaza tinggal di tenda-tenda yang padat serta tempat penampungan PBB dan bergantung pada bantuan internasional untuk makanan. Mereka hidup di tengah sistem sanitasi dan infrastruktur fasilitas medis yang lumpuh.