Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve memangkas suku bunga hingga seperempat poin persentase pada hari Kamis (7/11). Para pejabat The Fed memperhatikan pasar kerja yang secara umum melandai sementara inflasi terus bergerak menuju target bank sentral Amerika Serikat (AS) di angka 2%.
"Kalibrasi ulang lebih lanjut dari sikap kebijakan kami ini akan membantu mempertahankan kekuatan ekonomi dan pasar tenaga kerja, dan akan terus memungkinkan kemajuan lebih lanjut pada inflasi saat kami bergerak menuju sikap yang lebih netral dari waktu ke waktu," kata Ketua Fed Jerome Powell seperti dikutip Reuters.
Powell mengungkapkan pernyataan ini pada konferensi pers setelah keputusan bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) ke kisaran 4,50%-4,75%.
"Kami pikir ekonomi, dan kami pikir kebijakan kami, keduanya berada di tempat yang sangat baik, tempat yang sangat baik," ujar Powell.
Pada saat yang sama, Powell memberikan sedikit arahan tentang seberapa cepat dan jauh Fed akan memangkas suku bunga. Dia menegaskan bahwa kecepatan pemotongan dan tujuan akhir yang tepat akan bergantung pada data yang masuk.
Baca Juga: BREAKING NEWS - The Fed Memangkas Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin pada Kamis (7/11)
Powell menyebut bahwa proyeksi dasar dari September untuk menggerakkan suku bunga kebijakan secara bertahap menuju level netral masih akan berlaku. Proyeksi ini menggunakan asumsi bahwa aktivitas ekonomi tidak dirangsang atau dibatasi.
"Kami mencoba mengarahkan antara risiko bergerak terlalu cepat dan mungkin merusak kemajuan kami dalam inflasi atau bergerak terlalu lambat dan membiarkan pasar tenaga kerja melemah terlalu banyak," kata Powell.
"Kami pikir cara yang tepat untuk menemukan netralitas adalah dengan hati-hati dan sabar," ujar Powell.
Powell berbicara tak lama setelah Komite Pasar Terbuka Federal atawa Federal Open Market Committee yang menetapkan suku bunga mengeluarkan keputusan bulat untuk menurunkan biaya pinjaman.
Imbal hasil Treasury memangkas kerugian dan kurva imbal hasil mendatar setelah rilis pernyataan kebijakan. Pasar berjangka terus memperkirakan pemotongan suku bunga seperempat poin persentase lainnya pada pertemuan Fed tanggal 17-18 Desember, yang merupakan pertemuan terakhir tahun ini.
Baca Juga: Wall Street Menguat pada Kamis (7/11) Setelah The Fed Memangkas Suku Bunga
PENYESUAIAN BAHASA
Pernyataan kebijakan The Fed mencatat bahwa risiko terhadap pasar kerja dan inflasi "hampir seimbang." Pernyataan ini mengulang bahasa dari pernyataan yang dirilis setelah pertemuannya pada 17-18 September.
Pernyataan baru tersebut juga sedikit mengubah rujukan terhadap inflasi. The Fed mengatakan bahwa tekanan harga telah "membuat kemajuan" menuju tujuan The Fed, bukan bahasa sebelumnya yang menyatakan bahwa The Fed telah "membuat kemajuan lebih lanjut."
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau personal consumption expenditure (PCE) yang tidak termasuk bahan makanan dan energi, pengukur utama inflasi, tidak banyak berubah dalam tiga bulan terakhir. PCE berjalan pada tingkat tahunan sekitar 2,6% per September.
Powell mengatakan bahwa perubahan bahasa tersebut tidak dimaksudkan untuk memberi sinyal bahwa inflasi telah stagnan. The Fed, katanya, selalu memperkirakan kemajuan akan bergelombang, dan para pembuat kebijakan telah memperoleh keyakinan bahwa inflasi berada pada jalur yang berkelanjutan menuju target 2%.
Baca Juga: Menguak Nilai Aset dan Kekayaan Donald Trump Pasca Menjabat Presiden AS
Ketika ditanya bagaimana Fed akan bereaksi terhadap kebijakan yang diharapkan dari presiden terpilih dari Partai Republik Donald Trump ketika ia kembali berkuasa pada bulan Januari, Powell menolak untuk berspekulasi. Dia mengatakan bahwa Fed akan mengikuti proses pemodelan efek potensial yang biasa dilakukannya setelah kebijakan terbentuk.
Trump, yang mengalahkan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan presiden hari Selasa (5/11), berkampanye dengan janji-janji mulai dari tarif impor yang tinggi hingga tindakan keras terhadap imigrasi yang dapat berdampak luas dan tidak terduga pada lanskap ekonomi yang akan dihadapi Fed dalam beberapa bulan mendatang.
Powell ditunjuk untuk memimpin bank sentral oleh Trump selama masa jabatan pertama pemimpin Partai Republik itu di Gedung Putih dan kemudian berselisih dengannya mengenai kebijakan suku bunga pada tahun 2018 dan 2019.
Ketika ditanya pada hari Kamis apakah ia akan mengundurkan diri jika diminta, Powell tidak mengelak.
"Tidak," katanya.