Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sedangkan data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan, perlambatan dalam peningkatan kasus, dengan kenaikan 12,6%. Namun, sebuah studi terpisah menunjukkan Italia bisa meremehkan jumlah kasus sebenarnya dengan menguji hanya pasien yang menunjukkan gejala saja.
Baca Juga: Dokumen bocor: Rusia sebarkan informasi sesat virus corona untuk bikin panik Barat
Harian Il Sole 24 Ore yang mengutip Yayasan GIMBE melaporkan, sekitar 100.000 orang Italia telah tertular virus tersebut. Angka itu akan membawa tingkat kematian negara lebih dekat ke rata-rata global sekitar 2%.
Gubernur wilayah Italia yang paling parah terkena infeksi memperingatkan warga bahwa jika mereka tidak tinggal di rumah sebagaimana mestinya, dia akan meminta pemerintah pusat untuk tindakan yang lebih keras.
Baca Juga: Awas! 86% pasien virus corona tak terdeteksi karena minim gejala
Pihak berwenang Italia mengatakan terlalu banyak orang yang melanggar keputusan nasional minggu lalu, yang memungkinkan orang meninggalkan rumah untuk pergi ke tempat kerja, membeli makanan atau keperluan lain, atau sekadar berjalan-jalan singkat di luar dengan anjing serta berolahraga.
Dari ratusan ribu orang yang dihentikan oleh polisi untuk pemeriksaan, puluhan ribu orang ternyata keluar tanpa alasan yang sah.
Baca Juga: Warga Inggris dilanda panic buying, supermarket terpaksa lakukan pembatasan
Gubernur Lombardy Attilio Fontana mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu: "Setiap kali Anda keluar dari rumah adalah saat di mana Anda menempatkan diri Anda dalam risiko dan menempatkan orang lain dalam risiko untuk tertular Covid-19".