Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Kepada stasiun TV Jacob Frey menyatakan dirinya lebih menyukai "reformasi struktural besar-besaran untuk merevisi sistem rasis struktural." Namun dia menambahkan, "Saya bukan untuk menghapuskan seluruh departemen kepolisian. Saya akan jujur tentang itu," katanya.
Sebelumnya Walikota Jacob Frey, yang baru berusia 38 tahun itu sebelumnya telah membuat pernyataan mengutuk penggunaan kekuatan yang mematikan oleh kepolisian dalam penangkapan George Floyd pada 25 Mei 2020. Ia juga menegaskan tindakan polisi itu sebagai tidak dapat dibenarkan.
Dalam beberapa hari, ketika protes jalanan berkobar di tengah badai pembakaran dan penjarahan yang sebagian besar tidak diperiksa oleh polisi, Jacob Frey mendapat kecaman dari beberapa orang, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Presiden Donald Trum mengkriti Jacob Frey yang dianggap hanya berbuat terlalu sedikit untuk memulihkan ketertiban di Kota Minneapolis. Setelah mendapatkan kritik pedas Walikota Jacob Frey akhirnya memberlakukan jam malam untuk membantu memadamkan kerusuhan.
Selain itu, keempat petugas kepolisian Minneapolis yang terlibat dalam kematian George Floyd telah ditangkap. Termasuk Derek Chauvin, petugas kulit putih yang terlihat menjepit leher George Floyd ke tanah, yang didakwa melakukan pembunuhan.
Tetapi para demonstran di Minneapolis dan di tempat lain sejak itu memfokuskan kembali tuntutan mereka dari sekadar mencari keadilan atas kematian George Floyd namun menuntut adanya reformasi kepolisian dengan jangkauan lebih luas.
Beberapa aktivis telah menyerukan penghentian pendanaan kepada pihak kepolisian dan merombak total Departemen kepolisian di Amerika Serikat.
Mereka berargumen untuk menggeser anggaran kota yang sebelumnya diberikan kepada kepolisian dan sebagai gantinya anggaran dipakai untuk program kesehatan masyarakat dan inisiatif lain yang bertujuan mencegah kejahatan kekerasan.