Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
Bukan kali ini saja orang-orang terkayat AS masuk dalam sorotan para politisi AS menjelang pemilu 2020. Sebelumnya nominasi calon presiden dari Partai Demokrat yakni Bernie Sanders dan Elizabeth Warren juga berjanji akan menarik pajak besar dari para miliarder papan atas AS.
Bila rencana itu diterapkan, maka Bezos akan membayar pajak sebesar US$ 9 miliar atau Rp 126 triliun per tahun (1 US$ = Rp 14.000) per tahun.
"Saya kira miliarder seharusnya tidak ada," kata Sanders, Rabu (25/9).
Baca Juga: Warren Buffett memprediksi kejatuhan pasar saham, apakah dia benar?
Jika rencana Sanders ini diberlakukan, maka diperkirakan para miliarders AS akan kehilangan setengah dari kekayaan mereka dalam 15 tahun. Tentu dengan catatan semua faktor lainnya seperti harga saham atau nilai bisnis mereka tetap konstan.
Sementara Warren juga menyampaikan rencananya untuk menarik pajak miliarder pada tingkat yang lebih tinggi daripada multijutawan. Rencana ini jauh lebih menghukum mereka yang berada di posisi paling atas - yang mencerminkan dukungan kuat untuk memajaki orang kaya di antara pemilih tertentu.
Rencana Warren akan mengenakan pajak 2% terhadap mereka yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 50 juta dan 3% pada mereka yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 1 miliar.
Sementara, Sanders akan memungut pajak mulai pada tingkat kekayaan yang lebih rendah - mengenakan pajak pada mereka yang memiliki kekayaan senilai US$ 32 juta sebesar 1%.
Baca Juga: Mengintip portofolio investasi Jeff Bezos, orang terkaya dunia
Kemudian bagi mereka yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 500 juta, akan dikenakan pajak sebesar 4%. Mereka yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 10 miliar akan dikenakan pajak pada tingkat 8%.
Jumlah pajak ini empat kali lebih tinggi dari tarif pajak kekayaan tertinggi yang pernah diberlakukan oleh negara-negara Eropa.
Tingkat tinggi di atas adalah alasan utama Sanders memproyeksikan pajaknya akan meningkatkan US$ 4,35 triliun selama 10 tahun, dibandingkan dengan Warren, yang diperkirakan akan meningkatkan US$ 2,6 triliun.