Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - PHILADELPHIA - Seorang hakim negara bagian Pennsylvania pada Senin (4/11) mengizinkan Elon Musk untuk melanjutkan giveaway senilai $1 juta per hari kepada pemilih di negara bagian swing state yang jadi penentu kemenangan di Pemilu Presiden AS.
Keputusan pengadilan ini dibuat sehari sebelum pemilihan presiden AS yang ketat antara Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dan calon presiden Partai Republik, Donald Trump.
Sidang ini diwarnai oleh pengakuan dari asisten Elon Musk yang menyatakan bahwa kelompok politik miliarder tersebut, America PAC, memilih pemenang giveaway berdasarkan kemampuan mereka sebagai juru bicara agenda pro-Trump, bukan secara acak.
Pengacara untuk America PAC berusaha meyakinkan Hakim Angelo Foglietta bahwa kontes tersebut bukanlah "lotere ilegal" seperti yang dituduhkan oleh jaksa Philadelphia, Larry Krasner.
America PAC, adalah organisasi yang didukung Musk, mengumumkan pemenang dari Arizona pada Senin.
Sementara pemenang terakhir dari Michigan akan diumumkan pada Hari Pemilihan pada Selasa.
Baca Juga: Trump Kembali ke Lokasi Penembakan Pennsylvania, Elon Musk Jadi Bintang Tamu
Program giveaway yang dimulai sejak 19 Oktober ini terbuka untuk pemilih yang terdaftar di tujuh negara bagian penting yakni: Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, North Carolina, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Untuk warga yang berpartisipasi, para pemilih diminta menandatangani petisi yang mendukung kebebasan berpendapat dan hak kepemilikan senjata.
Krasner, seorang jaksa Demokrat, mengajukan gugatan pada 28 Oktober untuk menghentikan program tersebut di Pennsylvania, dengan tuduhan bahwa pembagian hadiah ini merupakan lotere ilegal dengan aturan yang tidak jelas.
Tonton: Elon Musk Mangkir dari Panggilan Pengadilan Soal Kuis US$ 1 juta Jelang Pemilu AS
Dalam putusan singkatnya, Hakim Foglietta menolak gugatan tersebut, meskipun alasan lengkapnya belum diungkapkan.
Pengacara Musk, Andy Taylor, menuding pihak Krasner berupaya membatasi hak warga Pennsylvania untuk menyuarakan pendapat mereka melalui petisi.
"Mereka mencoba menahan warga Pennsylvania agar tidak menandatangani petisi tentang kebebasan berpendapat dan hak kepemilikan senjata," ujar Taylor dalam argumen penutup.
Musk, yang kini menjadi pendukung terbuka Trump, telah menyumbangkan hampir $120 juta kepada America PAC untuk mendukung upaya mobilisasi pemilih dan registrasi mereka.
Dengan 19 suara elektoral, Pennsylvania menjadi salah satu negara bagian kunci yang akan menentukan pemenang dalam perolehan 270 suara elektoral yang dibutuhkan.
Baca Juga: Elon Musk Mangkir dari Panggilan Pengadilan Soal Kuis US$ 1 juta Jelang Pemilu AS
Penipuan Besar
Dalam upaya membuktikan bahwa giveaway tersebut bukan lotere ilegal, pengacara Musk menyebut bahwa hadiah tersebut adalah kompensasi bagi individu yang dipilih sebagai juru bicara agenda America PAC.
Direktur America PAC, Chris Young, menyatakan bahwa ia memilih pemenang berdasarkan penampilan mereka dalam video PAC, serta dengan meninjau profil media sosial mereka.
John Summers, pengacara dari pihak Krasner, menegaskan bahwa jika program tersebut tidak benar-benar acak, hal itu bukan hanya melanggar hukum lotere, namun juga dianggap sebagai penipuan.
"Jika cerita mereka benar, ini adalah salah satu penipuan terbesar dalam 50 tahun terakhir," kata Summers dalam argumen penutupnya.
Selama sidang, pihak Summers memperlihatkan video Musk di rapat umum Trump pada 19 Oktober yang menyatakan bahwa pemenang giveaway akan dipilih secara acak.
Namun, Young mengaku terkejut mendengar Musk mengatakan hal tersebut, dan menyatakan bahwa pemenang telah menandatangani perjanjian kerahasiaan terkait dengan syarat kontrak mereka.
Baca Juga: Elon Musk Sumbang US$ 44 Juta Lewat America PAC untuk Dukung Trump
Program giveaway ini memicu perdebatan di kalangan ahli hukum terkait potensi pelanggaran hukum federal dalam memberikan hadiah untuk mendorong registrasi pemilih.
Departemen Kehakiman AS telah memperingatkan bahwa program ini mungkin melanggar undang-undang federal, namun hingga saat ini belum ada tindakan hukum yang diumumkan.
Kampanye Trump sangat bergantung pada dukungan dari kelompok luar untuk menjangkau pemilih, sehingga peran PAC yang didirikan Musk, orang terkaya di dunia, menjadi signifikan dalam pemilihan yang diprediksi sangat ketat ini.