kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Elon Musk dan Langkah Mengejutkan Tesla, Nasib Bitcoin US$765 Juta Masih Jadi Misteri


Kamis, 17 Oktober 2024 / 08:27 WIB
Elon Musk dan Langkah Mengejutkan Tesla, Nasib Bitcoin US$765 Juta Masih Jadi Misteri
ILUSTRASI. Tesla baru-baru ini memindahkan Bitcoin senilai US$765 juta ke dompet yang tidak diketahui.. REUTERS/Gonzalo Fuentes/File Photo


Sumber: Fortune | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan Elon Musk dengan cryptocurrency, khususnya Bitcoin, kembali menarik perhatian. Berdasarkan laporan dari platform analitik blockchain Arkham Intelligence, perusahaan Tesla baru-baru ini memindahkan Bitcoin senilai US$765 juta ke dompet yang tidak diketahui.

Meskipun belum jelas apakah Tesla berencana untuk menjual Bitcoin tersebut, tindakan ini menambah spekulasi mengenai langkah berikutnya dari salah satu pemegang Bitcoin terbesar di antara perusahaan publik AS.

Posisi Tesla dalam Kepemilikan Bitcoin

Sebagai salah satu perusahaan publik terbesar di AS yang memegang Bitcoin, Tesla saat ini menduduki peringkat keempat dalam daftar pemegang Bitcoin, menurut BitcoinTreasuries. Di atas Tesla, hanya ada MicroStrategy, serta dua perusahaan penambang Bitcoin, MARA Holdings dan Riot Platforms, yang memiliki lebih banyak Bitcoin.

Baca Juga: Elon Musk Guncang Dunia Kripto, Tesla Pindahkan Bitcoin Senilai US$760 Juta

Namun, dibandingkan dengan kapitalisasi pasar Tesla yang mendekati US$700 miliar, nilai Bitcoin Tesla hanya merupakan bagian kecil, yaitu kurang dari 1%. Sebaliknya, bagi perusahaan-perusahaan lain seperti MicroStrategy dan penambang Bitcoin, aset cryptocurrency mereka mencapai lebih dari 25% dari valuasi mereka.

Investasi Awal Tesla dalam Bitcoin

Pada awalnya, Tesla membuat gebrakan besar pada tahun 2021 dengan berinvestasi sebesar US$1,5 miliar dalam Bitcoin. Langkah ini mencerminkan toleransi risiko yang tinggi dari Elon Musk, yang juga dikenal sebagai pendukung Dogecoin.

Musk memperkirakan bahwa investasi dalam Bitcoin akan membantu Tesla memaksimalkan pengembalian kas perusahaan dan memungkinkan perusahaan menerima pembayaran dalam bentuk kripto untuk kendaraan mereka. Setelah pengumuman ini, harga Bitcoin melonjak lebih dari US$10.000.

Namun, di tahun yang sama, Musk mundur dari langkah tersebut. Dia menyatakan kekhawatiran tentang penggunaan bahan bakar fosil, termasuk batu bara, yang berlebihan dalam penambangan Bitcoin.

Hal ini menyebabkan kemarahan di kalangan penggemar kripto, karena harga Bitcoin turun lebih dari 10%. Meskipun demikian, Musk menyatakan bahwa perusahaan tidak akan menjual Bitcoin tersebut dan akan kembali menerima pembayaran Bitcoin ketika penambangan menjadi lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: Kekayaan Elon Musk Turun US$15 Miliar Setelah Peluncuran Robotaxi Tesla, Kenapa?

Perubahan Strategi di 2022

Pada musim panas 2022, Tesla kembali mengubah strateginya dengan menjual sebagian besar Bitcoin mereka pada harga rata-rata sekitar US$20.000 per Bitcoin, yang jauh di bawah harga pembelian awal.

Penjualan ini terjadi di saat harga Bitcoin berada di titik terendah, dan Tesla kehilangan sebagian besar dari investasi awalnya. Namun, Tesla masih menyisakan kurang dari 10.000 BTC, yang telah mengalami apresiasi lebih dari 350% sejak saat itu.

Jika Tesla tetap mempertahankan seluruh 43.200 BTC yang dibelinya, nilai investasinya akan lebih dari US$3 miliar saat harga Bitcoin mencapai puncaknya di US$73.750.

Peraturan Akuntansi Baru untuk Aset Kripto

Nasib sisa kepemilikan Bitcoin Tesla saat ini masih belum pasti. Namun, ada perubahan besar yang akan terjadi pada cara perusahaan seperti Tesla melaporkan aset kripto mereka di laporan keuangan.

Mulai 15 Desember, peraturan baru dari Financial Accounting Standards Board (FASB) akan berlaku, yang mensyaratkan agar aset kripto dinilai berdasarkan nilai wajar di neraca. Perubahan nilai ini harus dicerminkan dalam laba bersih pada akhir setiap periode pelaporan.

Baca Juga: Bitcoin Diproyeksi Naik 12% Jelang Pemilu AS, Begini Analisisnya

Sebelum peraturan baru ini, Bitcoin harus dicatat menggunakan model “cost-less-impairment,” yang berarti aset kripto hanya bisa diturunkan nilainya berdasarkan perubahan harga pasar, namun tidak bisa dinaikkan.

Dengan kata lain, keuntungan dari Bitcoin hanya akan muncul di laporan keuangan setelah aset tersebut dijual. Dengan aturan baru ini, masalah tersebut akan hilang, bahkan jika Tesla memilih untuk tidak menjual sisa kepemilikan Bitcoin-nya.



TERBARU

[X]
×