kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang IPO, valuasi WeWork diprediksi turun separuh lebih menjadi US$ 20 miliar


Minggu, 08 September 2019 / 18:29 WIB
Jelang IPO, valuasi WeWork diprediksi turun separuh lebih menjadi US$ 20 miliar
ILUSTRASI. Co-working Space


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. We Company, perusahaan rintisan di bidang coworking space yang memiliki platform WeWork dilaporkan Reuters, Sabtu (7/9) tetap akan melanjutkan rencana initial public offering (IPO). Sumber Reuters bilang minggu depan, perusahaan akan memulai roadshow kepada investor.

Rencana We Company melantai di bursa sempat diragukan lantaran nilai valuasi perusahaan kini diprediksi cuma mencapai US$ 20 miliar. Nilai tersebut kurang dari setengah valuasinya sebesar US$ 47 miliar, ketika WeWork melakukan private fundraising pada Januari lalu.

Baca Juga: Meski diragukan, WeWork tetap melanjutkan rencana IPO

Selain soal anjloknya nilai valuasi WeWork, keraguan terhadap rencana IPO berkembang di kalangan investor lantaran bos We Company Andy Neumann dinilai tak memiliki proyeksi profitabilitas yang solid. Sementara anjloknya nilai Valuasi perusahaan sendiri telah memukul investor utama We Company seperti SoftBank Group Corp.

Meski demikian, Sumber Reuters menjelaskan pada Jumat lalu, We Company telah menunjuk satu underwriter dan telah menggaet beberapa investor pasar modal yang potensial. Sementara roadshow diperkirakan akan dimulai pada pertengahan minggu depan. Sayang ketika dikonfirmasi, We Company enggan memberikan jawaban.

Roadshow IPO biasanya dilakukan selama 10 hari. Dalam masa roadshow, perusahaan biasanya akan meminta tanggapan dari para calon investornya sembari meyakinkan mereka untuk membeli saham perusahaan ketika IPO digelar.

Model bisnis We Work dilakukan dengan menyewakan ulang properti, yang kebanyakan berfungsi sebagai ruang kerja kepada konsumen. We Work menawarkan kontrak jangka pendek, sementara kepada pemilik propertinya, We Work akan membayar dengan kontrak jangka panjang. Selisih marjin tersebut yang jadi keuntungan perusahaan.

Baca Juga: Jakarta motorist can now pay for driver's licences with GoPay

Sementara sepanjang semester 1-2019, perusahaan yag berbasis di New York ini tercatat merugi hingga US$ 900 juta, kerugian tersebut meningkat hingga 25% dari tahun sebelumnya. Padahal pendapatan perusahaan meningkat dua kali lipar menjadi U$ 1,54 miliar. Hilangnya laba perusahaan terjadi akibat ekspansi besar yang tengah dilakukan WeWork.

Kerugian yang terus dicetak We Company juga jadi salah satu alasan keraguan investor memandang langkah IPO perusahaan. Apalagi dengan model bisnis yang diprediksi banyak analis tak bisa bertahan di tengah perang dagang antara Amerika dan China, dan ambruknya bursa saham Amerika.

Meski demikian, Agustus lalu perusahaan telah menerima fasilitas kredit senilai US$ 6 Miliar untuk membantu permodalan perusahaan. Kredit tersebut diberikan dengan asumsi We Company bisa mendulang mliaran dollar AS saat IPO nanti.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×