Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri keadaan darurat di wilayah Tokyo dan beberapa prefektur lainnya seperti yang dijadwalkan pada 20 Juni.
Berdasarkan laporan harian Mainichi, yang dikutip Reuters, pemerintah tetap mempertahankan status "kuasi-darurat" yang diturunkan sampai Olimpiade dimulai pada bulan Juli mendatang.
Infeksi virus corona baru di kota penyelenggaraan Olimpiade, Tokyo, telah turun selama sebulan terakhir karena adanya pembatasan darurat. Walau begitu, pihak berwenang tetap khawatir tentang penyebaran varian dan tekanan yang berkelanjutan pada sumber daya medis.
Jumat (11/6), Mainichi melaporkan, pemerintah akan meminta restoran untuk menjaga jam kerja yang lebih pendek dan memberlakukan pembatasan lain di bawah langkah-langkah kuasi-darurat yang ditetapkan. Saat ini, bar dan restoran diminta untuk tutup pada pukul 8 malam dan dilarang menyajikan alkohol.
Keputusan akhir diharapkan dapat diambil pada akhir minggu depan, beberapa hari sebelum berakhirnya keadaan darurat saat ini. Selain Tokyo, Hokkaido yang juga menjadi tuan rumah acara maraton juga akan dicabut status darurat-nya.
Baca Juga: Pemerintah Jepang Buka Peluang Kehadiran Penonton Domestik di Olimpiade Tokyo
Jajak pendapat menunjukkan, mayoritas publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade tahun ini. Warga Negeri Matahari terbit itu khawatir dengan membanjirnya atlet dan ofisial dari luar negeri.
Jepang secara efektif telah ditutup untuk pengunjung asing sejak pandemi merebak tahun lalu. Pemerintah Jepang dan penyelenggara Olimpiade mengatakan Olimpiade akan tetap berlangsung - kecuali "Armageddon", seperti yang dikatakan salah satu anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) terjadi.
Olimpiade Tokyo di tahun ini, dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli mendatang.