Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Selatan menghentikan siaran propaganda di perbatasan Korea Utara sejak Senin (23/4) dini hari waktu setempat. Siaran propaganda berhenti menjelang rencana pertemuan perdana kedua negara dalam sepuluh tahun terakhir dalam rangka membahas kebijakan senjata nuklir yang selama ini menjadi masalah semenanjung ini.
Korea Utara dan Korea Selatan kini tengah dalam tahap akhir persiapan untuk pertemuan puncak antara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In di desa perbatasan gencatan senjata, Panmunjom, Jumat nanti.
"Kami berharap keputusan ini akan mendorong kedua negara untuk menghentikan aksi saling kritik dan propaganda terhadap satu sama lain, juga berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dan permulaan baru," ujar Kementerian Pertahanan Korea Selatan saat ditanyai soal keputusan menghentikan siaran, seperti dikutip Reuters, Senin (23/4).
Kementerian Pertahanan Korsel belum belum menjelaskan lebih lanjut apakah penghentian siaran propaganda di perbatasan ini akan berlanjut setelah pertemuan Kim-Moon terlaksana. Yang pasti, ini merupakan penghentian siaran propaganda pertama Korsel dalam dua tahun. Setelah sempat berhenti di pertengahan 2015, Korsel kembali menyalakan siaran propaganda pada Januari 2016 setelah Korut melakukan aksi tes nuklir yang keempat.
Terbukanya peluang pembicaraan antar-Korea dan rencana pertemuan antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam beberapa minggu mendatang, mencuatkan harapan akan berkurangnya ketegangan politik di Semenanjung Korea. Ketegangan sempat memuncak pada tahun lalu saat Korut aktif melakukan tes rudal dan uji coba nuklir terbesarnya.
Namun, setelah menyambut baik wacana tersebut, Trump tampak lebih hati-hati memberi respon lanjutan, seperti pada cuitannya di Twitter, Minggu (22/4).
"Kami masih jauh dari konklusi tentang Korea Utara, mungkin semuanya akan berjalan lancar dan mungkin juga tidak. Hanya waktu yang akan menunjukkan," cuit Trump.