kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Jelang Pertemuan Oran, Harga Minyak Terkerek Tipis


Senin, 15 Desember 2008 / 11:52 WIB
Jelang Pertemuan Oran, Harga Minyak Terkerek Tipis


Sumber: Bloomberg |

ORAN. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang mengisi 42% pangsa pasar minyak di seluruh dunia kemungkinan akan melakukan pemangkasan yang paling besar dalam dekade ini.

Langkah ini akan dilakukan OPEC untuk menahan kemerosotan harga minyak mentah lantaran permintaan yang menciut untuk pertama kalinya sejak tahun 1983. Apalagi, Goldman Sachs Group Inc sudah memprediksikan harga minyak bakal tersungkur ke level US$ 30 per barel dari US$ 46,28 per barel hari ini.

Berapa besaran pemangkasan yang kemungkinan akan dilakukan oleh OPEC? Tidak tertutup kemungkinan OPEC akan menggunting sedikitnya 2 juta barel per hari atau sekitar 7,3%. Mereka berencana untuk melakukan pertemuan pada hari Rabu lusa, 17 Desember di Oran, Aljazair. Asal tahu saja, angka 2 juta barel ini diprediksi oleh 18 dari 33 analis yang diprediksi Bloomberg.

Barangkali Anda juga mencatat, harga minyak dunia telah terjungkal sebesar US$ 100 ber barel sejak Juli lalu.

Bulan lalu, Raja Arab Saudi Abdullah menegaskan bahwa negaranya membutuhkan harga minyak berada di level US$ 75 per barel untuk mendorong pertumbuhan. Minggu lalu, Ekuador, anggota OPEC, menegaskan bahwa utang luar negeri mereka akan jatuh tempo. Sementara itu Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Qatar butuh harga minyak di atas US$ 55 untuk menyeimbangkan neraca keuangan dan pengeluaran fiskal mereka. Hal ini diperkirakan oleh Citigroup Inc.

“Kalau OPEC tidak melakukan aksi yang agresif, ada sinyal bahaya bahwa harga minyak akan terjun bebas ke lebel US$ 30 per barel,” kata David Hufton, Managing Director PVM Oil Associates Ltd. Di London.

Harga minyak memang terpelanting dari rekor tertingginya US$ 147,27 di New York Mercantile Exchange pada bulan Juli ke level yang paling rendah sepanjang empat tahun, yaitu US$ 40,50 hanya dalam waktu empat bulan.

Minyak mentah untuk pengiriman Januari merangsek naik sebesar US$ 1,13, atau 2,4% menjadi US$ 47,41 per barel setelah jam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Level ini diperdagangkan di level US$ 47,41 pad apukul 10.38 waktu Singapura.

Menurut hitungan Francisco Blanch, ahli strategi Merrill Lynch di London, harga minyak mentah bisa tergerus hingga US$ 25 per barel tahun depan lantaran resesi yang makin mencekik dan membatasi permintaan.

Tak bisa dipungkiri, ancaman resesi di AS bakal menjadi yang paling panjang setelah era Perang Dunia II lantaran perusahaan memangkas investasi dan pekerjanya, dan prediksi GDP menyusut 0,8% pada tahun 2009.

Tak heran, lemahnya perekonomian dunia telah membuat permintaan minyak dunia secara global menyusut 200.000 barel per hari menjadi 85,8 juta barel ber hari. Data ini dibeberkan oleh International Energy Agency di Paris.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×