Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
TOKYO. Jepang merilis kabar segar di tengah perlambatan ekonomi global. Negeri Sakura ini mencetak surplus transaksi berjalan paling besar sejak 2008.
Surplus transaksi berjalan Jepang mencapai ¥ 2,8 triliun pada bulan Maret 2015. Angka surplus ini lebih tinggi ketimbang estimasi rata-rata pada survei Bloomberg sebesar ¥ 2,1 triliun.
Murahnya impor bahan bakar serta kenaikan turis asing, pelemahan nilai tukar yen, serta kenaikan pendapatan dari investasi di luar negeri turut menopang surplus ini. "Ini sangat positif untuk ekonomi, karena berarti Jepang mengakumulasi kekayaan dari luar negeri," kata Minoru Nogimori, ekonom Nomura Holdings.
Nogimori memperkirakan, surplus transaksi berjalan ini bakal bertahan untuk beberapa bulan mendatang. Peningkatan pendapatan dari turis dan hak kekayaan intelektual mendorong neraca jasa ke arah surplus untuk pertama kalinya sejak 1985. Surplus pendapatan primer yang mencapai ¥ 2,3 triliun merupakan level tertinggi sejak tahun 1985.